Selain itu, kata Risna pihaknya juga ingin mengetahui kesulitan yang mereka temui saat di lapangan.
“Dengan demikian, ketika sekolah mengumpulkan data dan dokumentasi, mereka akan lebih mudah mengerjakannya,” ungkapnya.

Selain itu, kata Dia, secara tidak langsung, instrumen penilaian ini merupakan panduan bagi sekolah untuk dapat mengukur sejauh mana keberhasilan yang sudah mereka capai. Kepala sekolah, guru, dan komunitas sekolah bisa menggunakan instrumen ini sebagai alat untuk berefleksi.

Sekedar diketahui Program Organisasi Penggerak (POP) Literasi Penggerak Untuk Negeri untuk Paud di Kabupaten Jeneponto ini tersebar di 20 sekolah Paud/TK. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2021 sampai tahun 2023. (*)