CDC sendiri sempat melakukan studi terhadap efektivitas Jynneos dan membandingkannya dengan ACAM2000, vaksin cacar yang sebelumnya digunakan AS.

Hasil analisis tersebut menemukan bahwa perlindungan yang diberikan Jynneos sedikit meningkat daripada ACAM2000. Selain itu, Jynneos juga ditemukan memberikan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan ACAM2000.

Meski sejumlah negara telah memboyong vaksin, hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum merekomendasikan dilakukannya vaksinasi masal untuk cacar monyet.

Dalam rekomendasi sementara WHO terkait vaksin cacar monyet teranyar, yang dirilis pada Selasa (14/6), vaksin dapat diberikan untuk profilaksis pascapajanan. Artinya, vaksin diberikan pada orang yang dipastikan terpapar virus Monkeypox.

“Untuk kasus kontak, profilaksis pascapajanan (PEP) direkomendasikan dengan vaksin generasi kedua atau ketiga yang sesuai, idealnya dalam waktu empat hari setelah paparan pertama untuk mencegah timbulnya penyakit,” tulis WHO.

Baca Juga : Menkes Budi: Cacar Monyet Belum Ditemukan di Indonesia