JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menggelar migrasi TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO) di delapan kabupaten/kota per akhir April (30/4). Namun stasiun televisi mengeluhkan biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan set top box.

Jumlah wilayah yang menggelar migrasi ke TV digital tahap pertama itu lebih sedikit dibandingkan target awal 56 wilayah.

Baca Juga : Diskominfo Luwu Utara Dukung Peralihan Siaran TV Analog ke TV Digital

Sedangkan pembagian set top box bagi warga miskin berasal dari dua sumber yakni:

Pemerintah menyiapkan satu juta alat sesuai keputusan yang ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebanyak 81.206 disediakan untuk delapan kabupaten/kota pada tahap pertama dan 918.794 di 66 kabupaten/kota fase kedua.

Komitmen penyelenggara multipleksing atau stasiun televisi total 4.177.760 set top box.

Dalam hal ini, stasiun televisi mengeluhkan besarnya biaya distribusi set top box kepada warga miskin.
“Biaya terbesar itu di infrastruktur, bisa ratusan miliar anggaran dari semua industri untuk ASO,” kata Direktur Transmedia Latif Harnoko saat RDPU Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, Kamis (23/6).

Ia menyampaikan, Transmedia mendapatkan tugas menyediakan 600 ribu set top box. Sebanyak 11.971 perangkat sudah disalurkan dari total rencana 100 ribu.

Transmedia menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan set top box TV digital kepada masyarakat, di antaranya:

– Data alamat penerima tidak lengkap
– Kendala teknis perangkat seperti tidak ada remote, tidak ada koneksi AV/RCA, dan kondisi antena tak layak
– Penerima belum mendapatkan siaran TV digital
– Penerima pindah domisili atau meninggal dunia

“Biaya sangat tinggi baik untuk pembelian, distribusi, dan instalasi (set top box) sampai ke rumah tangga penerima,” ujar Latif.

“Kami bekerja sama dengan SMK untuk menekan biaya.”

Oleh karena itu, Transmedia mengusulkan beberapa hal yakni:

– Migrasi ke TV digital dilakukan di wilayah dengan penetarasi set top box atau perangkat penerima TV digital lebih dari 90%
– Pemerintah menanggung pembiayaan set top box untuk rumah tangga miskin
– Penambahan izin Mux Operator di beberapa wilayah layanan yang memiliki banyak lembaga penyiaran swasta analog, karena kapasitas mux yang sudah ada tidak mencukupi untuk siaran HDTV

Keluhan terkait biaya distribusi juga disampaikan oleh President Director PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono. Biaya distribusi misalnya, Rp 20 ribu – Rp 50 ribu per rumah. Lalu, biaya instalasi Rp 45 ribu – Rp 70 ribu tergantung lokasi.

SCM, termasuk SCTV dan Indosiar, telah menyalurkan 34.337 set top box per 19 Juni. Perusahaan juga menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan perangkat ini, di antaranya:

– TV tidak berfungsi normal
– Perlu mengganti kabel atau antena
– Proses instalasi yang memakan waktu
– Data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tak memenuhi kriteria, seperti tidak terjangkau siaran terestrial, kondisi rumah tidak masuk kriteria miskin, atau tak memiliki televisi.

SCM pun mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah, yakni:

– Mempertimbangkan untuk menunda migrasi dari TV analog ke TV digital
– Meminta bantua pemerintah dan DPR untuk menyediakan set top box bagi rumah tangga miskin, guna mengurangi sebagian beban industri
– Menciptakan industri televisi yang sehat, terutama dengan kehadiran over the top seperti Netflix dan Disney+ Hotstar.

Sedangkan CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib juga meminta bantuan pemerintah terkait set top box. Sebab, perusahaan juga mengelukan tingginya biaya distribusi.

“Kami mengusulkan agar pengadaan, distribusi, dan instalasi set top box yang belum terealisasi mendapatkan insentif dari pemerintah,” kata dia.

Media Group telah menyalurkan 6.680 set top box di 15 provinsi.

Nonton Juga