“Alhamdulillah, ini kerja keras pak Ilham dalam membangun kota ini. Beliau sangat berjasa memajukan kota dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat,” puji DP kala itu dikutip dari beritasatu.com.

Bahkan, SBY dalam pidato kenegaraannya memuji akselerasi pertumbuhan ekonomi Makassar yang tidak hanya di atas nasional, tapi juga di atas Tiongkok. “Kita semua senang melihat Makassar mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari Tiongkok,” ucap SBY.

Tidak sebatas sukses mendongkrak pertumbuhan ekonomi, alumni Fakultas Ekonomi Central China Normal University,, Wuhan, Tiongkok melanjutkan keberhasilan IAS terletak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Anggaran Makassar naik hampir empat kali lipat, dari Rp560 miliar pada 2004 menjadi Rp2,3 triliun pada 2014. Begitu pula dengan pendapatan per kapita masyarakat per tahun, dari Rp11 juta menjadi Rp40 juta.

Selain itu, mantan dosen Unhalu ini menyampaikan di tangan IAS pula Makassar lebih maju dan modern. Sejumlah bangunan monumental berhasil dibangun dan menjadi ikon. Sebut saja Anjungan Pantai Losari dan revitalisasi Lapangan Karebosi. Hal ini yang gagal diikuti DP yang hanya berkutat pada upaya membangun lorong, tapi tidak maksimal.

Sejumlah program DP terkait lorong itu pun bisa dikatakan gagal. Mulai dari badan usaha lorong, lorong garden hingga apartemen lorong. Program lain yang juga dianggap gagal yakni pete-pete smart, halte smart dan gendang dua. “Jadi, logika ingin menyelamatkan Makassar dari kemunduran yang ingin dibangun DP terbantahkan oleh data BPS tersebut,” terangnya. (*)