JAKARTA – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyatakan bahwa jika hanya menimbulkan perpecahan masyarakat maka pemilihan umum (Pemiu) sebaiknya tidak usah diselenggarakan karena persatuan dan kesatuan bangsa akan menjadi korban untuk meraih sebuah kekuasaan.

Baca Juga : Kader Nasdem jadi Tersangka Pria Nikahi Domba, Ini Tanggapan Partai

 

Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk dari akal yang pendek jika hanya menginginkan kekuasaan dengan mempertaruhkan persatuan.

“Terlalu pendek akal kita dan terlalu tinggi nafsu kita, jika untuk memenangkan pemilu kita harus mempertaruhkan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Bagi saya pribadi, lebih baik tidak ada pemilu jika itu hanya memberikan konsekuensi pada perpecahan bangsa ini,” kata Paloh dilansir dari CNNIndonesia.com.

Menurut Paloh, dalam 10 tahun terakhir pemilu tampak berpotensi menimbulkan perpecahan. Dia berpendapat semua pihak merasa berhak melakukan apapun untuk memenangkan pemilu, termasuk dengan mengorbankan kerukunan masyarakat.

Paloh berujar dua kali gelaran pemilihan presiden telah memberikannya pengalaman bahwa kompetisi dalam pemilu bukanlah segalanya. Menurut dia, pemilu hanya wadah untuk mencari sosok pemimpin yang terbaik.

Karena itu, ia menyayangkan jika untuk mencari sosok pemimpin tersebut harus mengorbankan sesuatu yang lebih besar.

Paloh pun menyoroti politik identitas yang kerap menjadi senjata salah satu kelompok untuk menjatuhkan kelompok lain.

Lanjut Paloh, Padahal dalam sejarah, politik identitas tak selamanya buruk. Politik identitas dulu digunakan untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan.

“Politik identitas sesungguhnya tidaklah selalu negatif. Dalam sejarahnya, politik identitas lahir dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan,” ujarnya.

Mengutip pernyataan cendekiawan Yudi Latif, Paloh menyebut politik identitas dibedakan dalam tiga jenis, yaitu good, bad, and ugly.