MATARAM – Tes pramusim MotoGP di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika tidak akan digelar tahun depan.

Baca Juga : Aktivis Hukum Tuding Putusan PN Selayar Tidak Sesuai Kronologi

Gubernur NTB, Zulfkieflimansyah mengatakan bahwa biaya pramusim sangat mahal.

”Pramusim itu biayanya mahal. Tapi tidak mungkin juga (nilainya) itu disampaikan secara luas ke publik,” katanya, Kamis (11/8/2022).

Zul menjelaskan, menggelar uji coba pramusim tidak gratis. Ada biaya yang dikeluarkan. Di sisi lain, tidak ada penonton selama pramusim.  Jikalau ada jumlahnya sangat sedikit.

”Sehingga tidak sesuai antara pengeluaran dengan pemasukan,” katanya.

Menurut Zul, Indonesia Tourism Development (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dipastikan akan berhitung untuk menggelar tes pramusim. Sebagai perusahaan negara, setiap event harus menguntungkan.

”Kalau cost terlampau besar, kan bisa rugi. Dan itu tidak boleh, ini kan perusahaan negara, bukan perusahaan sendiri,” jelasnya.

Tes pramusim tahun depan berbeda dengan tahun ini. Sebagai sirkuit baru, ITDC dan MGPA harus mempromosikan sirkuit Mandalika.

”Sesederhana itu saja. Antara biaya yang dikeluarkan itu relatif jauh lebih banyak dibandingkan incomenya,” katanya.

Direktur Utama MGPA, Priyandi Satria menjelaskan, tes pramusim tidak digelar berdasarkan penunjukan Dorna Sports. Namun usulan pemilik sirkuit itu kemudian disetujui oleh Dorna.

 ”Misalnya ada beberapa usulan, Dorna memilih dan menyetujui sirkuit mana yang akan dipakai untuk pramusim,” katanya.

Di MotoGP musim 2022, sirkuit Mandalika diajukan MGPA menjadi host tes pramusim. Pasalnya, usai World Superbike (WSBK) November 2021, sirkuit Mandalika belum mencapai status grade A, untuk bisa menjadi tuan rumah MotoGP.

Karena homologasi tidak dikonfirmasi, MGPA mengundang Dorna ke uji coba pra-musim.  Sehingga Dorna dapat melihat keadaan sirkuit secara langsung.

”Setelah pramusim itu, kami diberikan cek list apa yang perlu diperbaiki. Apa yang hanya saran dan yang menjadi keharusan. Dari sana dasarnya,” jelasnya.

Selama pramusim Mandalika, MGPA akan menanggung biaya yang telah disepakati.  Biaya masuk ke Indonesia seperti logistik, listrik, untuk operasional pramusim.

Pengeluaran tidak diimbangi dengan pendapatan. Pramusim digelar tanpa penonton. MGPA juga tidak menjual tiket.  Sponsor tidak tertarik karena tidak ada penonton.

”Artinya di sana MGPA harus membayar sendiri,”katanya.

Nah, untuk tahun depan, MGPA tidak menawarkan kabupaten Mandalika untuk tes pramusim. Apalagi, status sirkuit telah mencapai grade A untuk menjadi tuan rumah balapan Grand Prix. Ditambah dengan tidak adanya perubahan jumlah belokan dan panjang sirkuit.

”Buat apa mengajukan kalau buang uang. Tinggal balap saja langsung,” ujarnya, dilansir lombokpost.jawapos.com.