RAKYAT.NEWS, Makassar – Gempa m 7,8 yang melanda di dekat perbatasan Turki dengan Suriah telah menewaskan lebih dari 48.000 orang. Metode konstruksi dan renovasi ilegal yang tidak memenuhi standar ketahanan gempa disebut-sebut menjadi penyebab jumlah kematian yang sangat besar itu.

Para pengacara Turki mengumpulkan bukti di sejumlah lokasi gempa guna menentukan pihak yang bertanggung jawab.Terhitung hingga Rabu, 22 Februari 2023, angka kematian mencapai 42.310 di Turki dan 5.914 di Suriah.

Para anggota Serikat Asosiasi Pengacara Turki telah mulai mengkaji bangunan-bangunan yang roboh sebelum reruntuhan dibersihkan dari lokasi bencana. Pada Rabu, para pengacara relawan mengunjungi bangunan yang roboh di Antakya, kota utama Provinsi Hatay.

Mereka mengambil foto dan video tiang pancang baja guna memeriksa ketebalannya. Para pengacara itu dibantu oleh sekitar 50.000 warga. Para pengacara tersebut mengatakan bukti tersebut akan digunakan saat kasusnya dibawa ke pengadilan.

Wakil presiden serikat itu, Sibel Suicmez, mengatakan: “Jika bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan layak, jumlah kematian tidak akan setinggi ini,” katanya dilansir dari nhk.or.jp, Kamis, 23 Februari 2023.

Ia menambahkan: “Bahwa merupakan tugas mereka untuk mencari pihak yang bertanggung jawab,” tambahnya. Menurutnya, hal ini demi kebaikan anak-anak mereka agar tidak ada yang kehilangan nyawanya dengan sia-sia di masa depan.

Sumber: NHK.or.jp