RAKYAT.NEWS, Makassar – Satgassus Pencegahan Korupsi Polri intensif mengawasi pembangunan infrastruktur di Sulawesi Selatan. Daerah yang jadi atensi pengawasan adalah Kabupaten Gowa dan Takalar. Tim bentukan Polri ini turun untuk memonotoring dan evaluasi (Monev) sejak 20 hingga 24 Februari 2023.

“Kegiatan monev dan pengawasan ini sengaja dilakukan sebagai kelanjutan dari program deteksi dan pemantauan proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” Ketua Tim Satgassus Polri Harun Al Rasyid dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 24 Februari 2023.

Di Gowa, Satgassus meninjau pembangunan jembatan Sungai Boong Botosunggu, Desa Buakkan, Kecamatan Bungaya. Proyek itu menelan anggaran senilai Rp2,14 miliar. Kemudian, proyek pembangunan pasar rakyat Bontorea, Kecamatan Palangga dengan nilai Rp5,6 miliar.

Di Takalar, Tim Satgassus mengunjungi sejumlah lokasi pembangunan. Di antaranya, pembangunan Rumah Sakit Galesong yang menghabiskan dana kurang lebih Rp91,9 miliar bersumber dari dana pinjaman PEN. Harun menilai bahwa RS ini perlu pengawasan dan monitoring serta evaluasi yang sangat ketat.

“Karena selain nilai proyek yang cukup besar, keberadaan rumah sakit ini juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Takalar. Selain itu yang juga sangat mendesak adalah percepatan pemanfaatan rumah sakit ini, mengingat secara fisik pembangunannya sudah mencapai 99 persen tinggal pekerjaan finishing saja,” terang Harun.

Ia menyarankan, Pemerintah Kabupaten Takalar secepatnya harus sudah menyelesaikan segala perijinan operasional rumah sakit ini dan segera membentuk struktur organisasi rumah sakit serta pengisian tenaga-tenaga dokter, para medis dan tenaga-tenaga profesional pendukung lainnya.

“Yang menjadi catatan bagi Tim Satgassus Pencegahan Tipikor Mabes Polri pertama, bahwa RS Galesong ini belum memiliki genset meskipun powerhousenya sudah terbangun. Kedua, instalasi air dari PDAM belum tersambung,” tegas Harun.

Lebih lanjut kata Harun, meskipun Rumah Sakit Galesong juga telah menyiapkan tandon dan penyimpanan air dengan kapasitas yang sangat besar di bawah tanah, namun juga belum bisa difungsikan karena sambungan dari PDAM juga belum bisa berfungsi dengan baik.

Selain itu, proyek pembangunan pemecah ombak di kawasan UMKM Desa Pa’lalakang, Kecamatan Galesong Utara dengan nilai Rp3,8 miliar. Proyek ini untuk mendorong agar perekonomian masyarakat Kabupaten Takalar terus menggeliat  dan bergerak maju pascaCovid-19 yang dampaknya sangat memukul perekonomian masyarakat utamanya usaha kecil mikro dan menengah Pemkab Takalar.

Selanjutnya, proyek peningkatan jalan di Kabupaten Takalar antara lain ruas Jalan Bantinoto-Rajayya dengan nilai Rp11miliar. Kemudian, ruas Jalan Solonga-Tamasongo dengan nilai Rp16,7 miliar, dan ruas Jalan Sampulungan-Aeng Batu-Batu dengan nilai Rp5,5 miliar.

Beberapa ruas jalan dimaksud menurut Harun, sudah selesai 100 persen dan sudah PHO. Namun masih dalam masa pemeliharan. Satgassus menemukan beberapa keretakan-keretakan dan beberapa bagian dari ruas jalan tersebut untuk segera diperbaiki kembali atau disempurnakan.PPK diminta supaya lebih tegas memberikan teguran kepada kontraktor.

“Dengan monev dan pengawasan yang sering dilakukan dan berkala, maka mendorong pihak-pihak terkait seperti kontraktor pelaksana, PPK, KPA, pengawas, inspektorat daerah untuk bersama terlibat secara aktif untuk menyukseskan proyek tersebut,” Harun menambahkan.