JAKARTA – Indonesia disebut masih akan impor minyak mentah ditengah pengembangan industri kendaraan listrik dan B40.

Baca Juga : Penyatuan Holding BUMN Farmasi Dukung Program Ketahanan Kesehatan Nasional

Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan bahwa meski pengembangan tersebut berhasil, tidak menutup kemungkinan akan tetap mengimpor minyak.

“Kalau pun kita berhasil mengkonsolidasikan apakah kendaraan listrik, apakah B40, apalagi sekarang sedang didorong pemerintah bioavtur, ini tidak menutup kemungkinan kita tetap impor minyak,” ungkap Erick dilansir dari CNNIndonesia.com.

Lanjutnya, menimbang industri petrokimia yang juga butuh pasokan minyak mentah sebagai bahan baku produksi sehari-hari.

“Bahan baku petrokimia itu ya salah satunya dari minyak mentah yang diturunkan akan menjadi plastik, baju, dan lain-lain,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, RI tercatat mengimpor minyak dan gas (migas) sebesar US$4,46 miliar pada Juli 2022. Angka itu naik 21,3 persen dibandingkan dengan Juni 2022 yang hanya US$3,67 miliar.

Sementara, total impor RI mencapai US$21,35 miliar pada Juli 2022. Realisasi itu naik 1,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$21 miliar.

Lalu, nilai ekspor migas RI tercatat turun 11,24 persen dari US$1,55 miliar menjadi US$1,38 miliar pada Juli 2022. Ekspor migas hanya menyumbang 5,38 persen dari total nilai ekspor RI yang mencapai US$25,57 miliar pada Juli 2022.