Pada acara tersebut, Menteri Gus Halim juga memberikan plakat penghargaan kepada 10 Desa yang masuk dalam ASEAN Village Network. Beberapa di antaranya adalah Sambirejo (DIY), Mangunan (DIY), Manang (Bangka Belitung), Cibiru Wetan (Jawa Barat), dan Desa Kumbang Kuning (Nusa Tenggara Barat).

 

Untuk menghormati delegasi dari negara-negara ASEAN lainnya, Gus Halim memberikan Buku tentang SDGs Desa kepada perwakilan mereka yang hadir.

 

Sebelumnya, Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, menyatakan bahwa DIY memiliki kekhasan dan potensi yang harus dikembangkan. Sesuai dengan target Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pertumbuhan ekonomi didorong hingga ke desa-desa.

 

DIY memiliki tiga unsur khusus yaitu Kota Budaya, Kota Pendidikan, dan Kota Wisata. Ketiga unsur tersebut memiliki peranan penting dalam perekonomian. Oleh karena itu, BPD DIY memiliki misi untuk menumbuhkan perekonomian di daerah sesuai dengan karakteristiknya.

 

Santoso menambahkan bahwa pihaknya juga terus mendorong transformasi transaksi digital hingga tingkat kelurahan. Di kabupaten/kota, setiap pimpinan cabang bertugas melakukan edukasi untuk melek teknologi, sehingga transaksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akuntabel.

 

BPD DIY juga mendukung pengembangan UMKM. Dengan pembiayaan sektor produktif lebih dari 50 persen, BPD DIY tidak hanya berperan sebagai bank pegawai, tapi juga menjadikan UMKM sebagai mitra.

 

Pertemuan ini turut dihadiri oleh Chairman SOMRPDE Indonesia yang juga Dirjen PDP Kemendes, Sugito, dan Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Himawan Hariyoga Djojokusumo. Selain itu, hadir pula pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemendes PDTT, Delegasi Senior SOMRDPE Focal Point, dan ASEAN Village Network dari Negara Anggota ASEAN.

 

Selanjutnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Achmad Syamsudin, para Direktur Utama dan Direksi Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia, serta para Kepala Dinas PMD Provinsi dan Kabupaten.