RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pertashop kemungkinan akan menjual bensin pertalite mulai kuartal IV/2023 atau Oktober. Namun, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengaku masih mengkaji hal tersebut.

Menurut Nicke, pihaknya sedang berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memutuskan apakah memungkinkan Pertashop menjual BBM bersubsidi tersebut.

“Mengenai kemungkinan Pertashop menjual JBT atau JKBP. Kami memang sudah melakukan pembahasan ini dan tadi pagi pun ada pembahasan dengan BPH Migas, dan kami sedang melakukan kajian,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

“Kami terbuka untuk itu dan sedang dibahas sehingga nanti triwulan keempat dimungkinkan untuk, ini targetnya ya. Jadi itu sangat terbuka sepanjang nanti bisa,” lanjutnya.

Nicke menjelaskan untuk menjual pertalite, maka Pertashop harus memenuhi infrastruktur yang ditetapkan. Misalnya digitalisasi SPBU, memasang CCTV, hingga tangki menggunakan automatic tank gauge (ATG).

“Ini pun harus dilengkapi di Pertashop mengingat untuk pertanggungjawaban terhadap auditor negara, ini kan perlu governance yang baik,” jelas Nicke.

Namun, ia menekankan meski nantinya Pertashop bisa menjual pertalite, itu dilakukan secara sukarela. Tidak ada paksaan dari Pertamina, sebab ia menyadari tak semua Pertashop bisa memenuhi infrastruktur yang ditetapkan.

“Tentu saja ini sifatnya adalah tidak mandatori, kami akan menawarkan kepada Pertashop jika nanti setelah keputusan dari BPH Migas ini go, tentu ini kita buka, silakan Pertashop kalau buka Pertalite,” ungkapnya.

Selain itu, ia menekankan margin yang diterima Pertashop akan lebih kecil saat menjual pertalite dibandingkan pertamax. Sebab, harga pertalite ditentukan oleh negara dan tak bisa dijual lebih dari itu.

“Sebagai gambaran marginnya mungkin hanya sekitar 40 persennya dari margin Pertamax karena ini barang subsidi. Jadi marginnya pun dipatok oleh pemerintah,” tuturnya.