MAKASSAR – ICRAF Indonesia terus berupaya melakukan identifikasi dan pengkajian berbagai skema pendanaan dan pembiayaan seperti imbal jasa lingkungan dan lainnya, yang berpotensi untuk mendukung adaptasi perubahan iklim.

Icraf  dalam lokakaryanya juga berupaya membahas prioritas kebijakan dan mengidentifikasi kelompok sasaran skema pendanaan di Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (13/6) di Makassar.

Senior Expert Landscape Governance and Investment, ICRAF Indonesia, Beria Leimona mengatakan, untuk mengatasi kesenjangan pendanaan diperlukan langkah-langkah yang inovatif untuk memastikan upaya adaptasi perubahan iklim yang telah dituangkan dalam kebijakan daerah agar dapat diimplementasikan.

Ia juga mengungkapkan adanya upaya pendanaan inovatif yang dilakukan melalui reformulasi anggaran berasal dari APBD pemerintah untuk mendorong kegiatan yang mendukung pembangunan hijau dan upaya penanganan perubahan iklim.

“Serta menggali potensi pendanaan alternatif dari dalam maupun luar negeri, seperti investasi berbasis pengembalian, hibah, asuransi pertanian, dana CSR, dan lainnya,” ungkapnya.

Juga, Beria Leimona membeberkan upaya yang telah dilakukan khusus di Sulsel ini telah mencapai 50 persen keterlibatan perempuan dalam hal peningkatan kemampuan berkontribusi pada kebijakan.

“Hal yang tentunya juga menjadi perhatian kami di Icraf ini adalah melihat keterlibatan atau petani perempuan dalam pengambilan kebijakan agar setara dengan gender lainnya,” paparnya.

Selain itu, fokus Icraf dalam melihat peluang kontribusi perempuan menciptakan adaptasi dengan iklim sangat optimis. Hal itu dikarenakan keterlibatan perempuan selama ini cukup antusias.