Jakarta – Maybank, bank keempat terbesar di kawasan Asia Tenggara dari segi aset, hari ini mengatakan bahwa pendapatan operasional bersih untuk kuartal Kedua 2022 berakhir 30 Juni 2022 naik 10,7% menjadi RM6,83 miliar dari RM6,17 miliar sebelumnya.

Pencapaian tersebut didukung oleh perekonomian yang stabil yang mampu mendorong pendapatan kuat pada fee-based sebesar 25,1% Y-o-Y, serta pendapatan berbasis dana bersih atau net fund based income sebesar 6,8% didukung oleh pertumbuhan kredit yang sehat. pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit (PPOP) mencapai RM3,78 miliar dari RM3,25 miliar pada kuartal kedua 2021.

Grup melakukan pencadangan terhadap menetapkan memutuskan untuk meningkatkan prakiraan nilai kerugian terhadap pembiayaan dan sekuritas menjadi RM1,16 miliar, sebagai langkah pre-emptive guna memitigasi potensi kerugian oleh karena peristiwa geopolitik yang meningkat.

Oleh karena itu, PBT Grup pada kuartal kedua 2022 melemah 2,2% menjadi RM2,67 miliar dari tahun sebelumnya, dengan pendapatan bersih atau net profit turun 5,4% menjadi RM1,86 miliar setelah dikurangi biaya net impairment sebesar RM1,16 miliar dibandingkan RM567.2 juta tahun lalu.

Biaya overhead, dikelola secara efektif, namun tumbuh moderat sebesar 4,6% Y-o-Y. Hal ini disebabkan terutama pada kebutuhan akan biaya Teknologi Informasi (TI) dan biaya-biaya terkait revenue Grup khususnya dalam memanfaatkan momentum mobilitas serta aktivitas ekonomi regional yang membaik untuk menggapai peluang pertumbuhan.

Kinerja Kuartal Kedua 2022 Dibandingkan Kuartal Pertama 2022

Grup mencatat pendapatan bersih atau net profit sebesar RM1,86 miliar pada kuartal kedua 2022, lebih rendah 9,2% dari RM2,04 miliar yang dibukukan pada kuartal pertama 2022, yang disebabkan utamanya oleh karena peningkatan beban net impairment charges yang dibukukan di kuartal kedua.

Kinerja enam bulan Grup yang berakhir 30 Juni 2022 mencatat kenaikan pendapatan operasional bersih sebesar 2,3% menjadi RM13,30 miliar dari RM13,00 miliar pada tahun sebelumnya didukung oleh kenaikan pendapatan berbasis dana bersih atau net fund based income yang naik 6,1% menjadi RM10,08 miliar, oleh karena pertumbuhan pembiayaan di seluruh jaringan pasar Maybank (home markets), serta melebarnya marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akibat dinamika suku bunga global.

Meski demikian, pertumbuhan pendapatan operasional bersih Grup terdampak pendapatan fee yang menurun sebesar 7,7% menjadi RM3,23 miliar dari RM3,50 miliar pada semester pertama 2021. Penurunan ini disebabkan utamanya oleh karena pendapatan fee yang lebih rendah di sebagian besar segmen bisnis akibat pasar yang melemah dan bergejolak. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit naik 0,6% menjadi RM7,30 miliar.

Pada semester pertama, 2021, Grup mencatat peningkatan biaya net impairment sebesar RM1.75 miliar dibandingkan dengan RM1.44 miliar pada periode sebelumnya, sejalan dengan pencadangan pre-emptive yang telah ditetapkan Grup. Setelah dikurangi biaya pajak penghasilan dan zakat sebesar RM1,64 miliar, maka pendapatan bersih Grup pada semester pertama 2022 tercatat sebesar RM3,90 miliar dibandingkan dengan RM4,35 miliar setahun sebelumnya.

Dividen

Direksi Grup menetapkan dividen interim single tier senilai 28 sen per saham kepada pemegang saham, terdiri dari dividen tunai senilai 21 sen dan dividen electable portion senilai 7 sen per saham berdasarkan Dividend Reinvestment Plan Grup, atau setara dengan nilai dividend payout sebesar RM3,35 miliar kepada pemegang saham, yang merupakan 85,9% dari pendapatan bersih Grup enam bulan pertama.

Chairman Maybank, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan bahwa Grup mampu membukukan kinerja yang positif ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi di tengah momentum ekonomi yang terus membaik pasca dibukanya kembali pasar, walaupun terdampak volatilitas pasar global.

“Dengan tetap memperhatikan prospek ekonomi yang masih diliputi oleh ketidakpastian serta kondisi geopolitik, kami akan tetap berfokus untuk terus memanfaatkan peluang pertumbuhan, sambil mengelola risiko dengan cermat. Dengan terus berkembangnya tren, rencana M25 kami senantiasa disempurnakan dan akan tetap menjadi pilar utama untuk memastikan kegiatan berkelanjutan kami dalam jangka panjang dan memberikan hasil yang tepat bagi kepentingan semua pemangku kepentingan Grup.”

Group President & CEO, Dato’ Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Grup telah menjadi lebih tangguh setelah pandemi, dibuktikan dari kemampuan Grup untuk mencatat pertumbuhan yang stabil di seluruh segmen bisnis, dan secara menyeluruh telah memperkokoh kesiapan serta kepercayaan diri Grup untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.

“Kami akan tetap disiplin dalam mempertahankan posisi likuiditas dan modal yang kuat untuk mendukung Grup menghadapi kondisi bisnis yang menantang, dan di saat yang sama, berkomitmen untuk mendukung nasabah di masa pemulihan yang tengah berlangsung, khususnya dalam menghadapi dinamika suku bunga global. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kemampuan digital kami di tingkat regional serta mendorong agenda keberlanjutan Grup sebagai kunci untuk mendukung rencana pertumbuhan kami.”

Pada enam bulan pertama berakhir 30 Juni 2022, total kredit bruto Grup naik 6,2% Y-o-Y dengan pertumbuhan stabil di semua jaringan pasar Maybank. Jaringan pasar Maybank di Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 8,2%, Singapura 8,1% dan Malaysia 5,6% sementara pasar internasional lainnya mencatat peningkatan 1,4%.

Sementara itu, simpanan nasabah bruto grup meningkat 5,3%, yang disumbang dari kenaikan kuat di masing-masing jaringan yakni sebesar 9,3% di Malaysia dan 3,6% di Indonesia. Margin bunga bersih (NIM) pada semester pertama 2022 naik 4 basis poin (bps) menjadi 2,38% dari tahun sebelumnya, didukung utamanya oleh peningkatan pada imbal hasil suku bunga yang lebih tinggi dan biaya simpanan yang lebih rendah.

Maybank menindaklanjuti strategi untuk mempertahankan posisi modal dan likuiditas yang kuat agar Grup mampu mengelola dampak dari ketidakpastian global. Rasio modal CET1 Grup mencapai 14,34%, dan rasio modal sebesar 17,71% pada 30 Juni 2022, sehingga dapat mempertahankan posisi Grup sebagai salah satu bank dengan modal terbaik di tingkat regional. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas atau liquidity coverage ratio berada pada tingkat yang sehat yakni 136,9% atau jauh di atas persyaratan regulator sebesar 100%.

Grup mencatat perbaikan kualitas aset secara terus menerus dengan rasio Gross Impaired Loans (GIL) yang turun menjadi 1,81% pada Juni 2022 dari 2,18% pada Juni 2021. Sedangkan rasio cakupan kerugian nilai kredit atau loan loss coverage, tetap pada tingkat yang sehat sebesar 122,3% di mana pencadangan kerugian kredit baru (new impaired loans) tetap pada tingkat yang rendah.

Meskipun demikian, mengingat prospek ekonomi global yang tidak pasti, Maybank terus memantau dengan cermat kualitas kredit di berbagai segmen portofolionya serta secara proaktif melakukan pencadangan provisi jika diperlukan, sambil membantu nasabah terdampak untuk memenuhi kewajibannya. Pada tanggal 31 Juli 2022, sekitar 5,7% dari saldo kredit di jaringan pasar Malaysia masih dalam program restrukturisasi, sementara di Singapura mencapai sebesar 3,2% dan Indonesia sebesar 9,5%.

Maybank Indonesia mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) naik 23,9% menjadi Rp944 miliar dari Rp762 miliar, dan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) tercatat naik 30,0% dari Rp510 miliar menjadi Rp663 miliar. Peningkatan PBT dan PATAMI tersebut didukung oleh kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester pertama 2022, dimana hal ini mendorong peningkatan terhadap kebutuhan akan pembiayaan.

Pencapaian tersebut dikontribusikan terutama dari penurunan provisi sehubungan dengan membaiknya kualitas aset, serta didukung oleh pertumbuhan kredit, penurunan biaya dana (cost of funds), dan biaya overhead yang terkendali.