Pada PON XX Papua 2021 lalu, Holy,  begitu ia akrab disapa meraih medali perunggu. Di babak semi final ia kalah dari petinju Pelatnas asal Riau yang juga petinju andalan Indonesia di SEA Games Bangkok, Mei 2023 mendatang.

Ayahnya, Dufri masihor juga mantan atlet nasional peraih medali emas pada SEA Games 1998 di Jakarta. Kemudian di Porprov Sulsel yang digelar tahun lalu Holy salah satu atlet yang tampil apik. Ia meraih medali emas untuk Kota Makassar.

“Sudah ada konfirmasinya. Atlet kita siap mengikuti kejuaraan tersebut. Ini kesempatan bagi atlet binaan kami untuk bisa tampil di kejuaraan dunia. Dan ini adalah sejarah baru yang ditorehkan atlet Sulsel bisa tampil di kejuaraan dunia,” ucap Harpen Ali.

Sementara Holy sendiri mengaku sudah siap fisik dan mental. Bagi anak sulung dari lima bersaudara ini, tampil di kejuaaraan internasional merupakan kesempatan yang sangat langka. Apalagi selama ini petinju Sulsel belum pernah tampil di event bergengsi ini.

”Saya tidak menyangka bisa lolos. Ini kesempatan emas buat saya. Tidak hanya mengejar prestasi, tapi juga menambah pengalaman dan jam bertanding di atas ring dengan petinju-petinju hebat dari seluruh dunia sebelum mengikuti Pra PON Juni 2023 dan PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendatang,” ujar Holy.

Holy sadar lawan yang akan dihadapi nanti merupakan petinju-petinju hebat dari berbagai negara. Khususnya tuan rumah, Uzbekistan. Ia juga mengaku masih buta dengan kekuatan lawan. Namun ia mengaku akan fight menghadapi siapapun lawan di atas ring.

Jelang menghadapi kejuaraan ini Holy sudah mempersiapkan diri dengan matang. Ia dilatih khusus taktik dan strategi oleh ayahnya, Dufri Masihor.

Sejak pulang dari PON Papua, Holy tak pernah berhenti latihan. Apalagi saat ini ia tengah menjalani training centre untuk mempersiapkan diri menghadapi Pra PON yang akan berlangsung Juni nanti di Makassar.