MAKASSAR – Lebih dari setengah abad beroperasi, PT Vale Indonesia Tbk merupakan perusahaan tambang bijih nikel paling besar di Sulawesi selalu memperlihatkan tajinya dalam pemberdayaan masyarakat dan perbaikan kawasan hutan.

Peninjauan dan penanaman pohon pinus di bukit Lappa Laona oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Dochumasvale

Melalui berbagai ragam aktivitas, Vale Indonesia berhasil menghijaukan Sulawesi dari tahap ke tahap hingga saat ini mampu mencapai titik bukit wisata Lappa Laona dalam upaya rehabilitasi lahan daerah aliran sungai (DAS) bahkan bebaskan udara asap kendaraan dengan penurunan emisi karbon.

Bukan hanya itu, target pemerintah untuk menciptakan hutan baru seluas total 600 ribu hektare lahan di Indonesia, yang menjadi kewajiban para pemilik IPPKH pun telah dikerjakannya.

“Vale adalah salah satu perusahaan pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), telah melakukan rehabilitasi lahan dan daerah aliran sungai (DAS) hingga 10.000 hektare dengan dana mencapai Rp200 miluar untuk tahap pertama. 250 hektar berada di Lappa Laona, pencapaian yang sangat luar biasa,” ungkap Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lahan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Tata Lingkungan Dr Hanif Faisol Nurofiq.

Membuktikan semua itu, Hanif yang menempuh perjalanan lebih dari lima jam perjalanan untuk sampai di Lappa Laona terkesima melihat bentangan hijau pepohonan.

Ia kemudian menanam pohon pinus sebagai bukti dirinya telah memastikan Lappa Laona kawasan wisata perbukitan hijau hasil karya PT Vale yang komitmen menjaga alam.

“Saya melakukan penanaman pohon pinus sekaligus melakukan inspeksi langsung terhadap keberhasilan tumbuh dari pohon-pohon yang telah ditanam oleh PT Vale di Lappa Laona,” ujar Hanif.

“PT Vale ini punya kredibilitas yang sudah dikenal di level nasional. Informasi ini bukan dari satu dua orang saja. Sehingga kami mengapresiasi Vale bisa memenuhi kewajiban ini,” sambungnya.

Hanif berharap PT Vale bisa menjadi contoh konkrit bahwa hasil aktivitas ekstraksi sumber Daya Alam, bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

Pengoperasian Bus Listrik

Peluncuran bus listrik sebagai bentuk dukungan pada penurunan emisi karbon PT Vale Indonesia Tbk oleh CEO Febriany Eddy. Dochumasvale

CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy yang telah berkomitmen menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan akhirnya memutuskan meluncurkan bus listrik pada Kamis (14/12/2023) di Blok Sorowako, Luwu Timur.

Febry mengatakan, bus listrik ini akan menjadi salah satu milestone konkret perusahaan dalam upaya kolaboratif berbagai pihak menurunkan emisi karbon.

Berkapasitas 48 penumpang kata Febru, bus ini bertenaga maksimum 240 kilowatt, atau setara dengan 320 horsepower, jauh lebih besar dari tenaga bus konvensional.

Selain itu, bus juga memiliki kapasitas baterai sebesar 315 KwH, setara dengan jarak tempuh 250 kilometer.

“Unit ini dilengkapi dengan menggunakan air suspension, sehingga lebih nyaman dari teknologi bus pada umumnya,” tutur Febry.

Bus ini adalah komitmen kita, untuk menjadi pemimpin pada pertambangan nikel rendah karbon.

Sehingga ke depan, kita akan melakukan penambahan bus secara bertahap dan menyeluruh untuk mengganti semua bus konvensional yang digunakan oleh PT Vale.

“Saya ingin menegaskan, bus listrik ini bukan sekedar mengikuti trend saat ini yang ramai-ramai beralih ke kendaraan listrik. Bus ini menjadi sumbangsih nyata kita untuk bumi, yang kita tahu bersama sedang mengalami tantangan pemanasan global,” terangnya.

Sang CEO yang juga dikenal dengan perempuan pemilik senyum manis ini terus menggaungkan penghijauan dan pembebasan udara Sulawesi telah terbukti dengan hadirnya pepohonan rimbun atas rehabilitasi lahan dan sejuknya udara dari kebebasan asap kendaraan melalui bus listrik.

Pewarta: Almira Zain