Makassar, Rakyat News – Bangsa Indonesia kembali di rundung kesedihan, walaupun sebagian politikus itu menjadi peluang untuk melakukan improvisasi langkah-langkah politis.

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) berhasil melakukan penahanan terhadap Setya Novanto (SN) yang tidak lain adalah Ketua Umum Partai Golkar. Kasus dugaan tindak pidana Korupsi pengadaan E-KTP, Setya Novanto (Selasa 21/11) kembali diperiksa sebagai tersangka di Gedung KPK.

Peristiwa ini tentu tidak hanya bercerita di bundel perkara sidang tentang carut marut dunia hukum di Negara Hukum Indonesia, tetapi sekaligus peristiwa ini memberi dampak pada kondisi kebathinan Bangsa Indonesia.

BACA JUGA

NH-Aziz Gagas Program Rumah Murah

Betapa tidak, Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam membangun peradaban, Partai di Negara Indonesia adalah pemain Legal dalam dinamika demokrasi.

Kondisi pribadi SN yang kemudian harus berurusan dengan KPK membuat keadaan dirinya sebagai Ketua Partai Golkar menjadi terganggu dan sesuai aturan main partai beringin, maka Partai Golkar segera mempersiapkan diri untuk menghadapi eadaan dengan menggelar Pleno yang membahas PLT Ketua Umum.

Kondisi ini mengundang perhatian Ketua AMPI Sulsel terpilih, Alif Raja mengungkapkan Nurdin Halid bisa saja tergoda pengganti Setya Novanto. Namun ia lebih mementingkan agenda kerakyatan di Sulsel.

“Orang bisa menilai bahwa bisa saja NH tergoda untuk menduduki kursi 01 DPP Golkar, tetapi pada faktanya Pak NH lebih mementingkan agenda kerakyatan di Sulawesi Selatan dan ini tegas sebagai perkataan lelaki yang berkomitmen di malam Deklarasi Rakyat oleh NHAziz di beberapa waktu lalu”, Tuturnya.

Lanjut dia, mengatakan Sosok Nurdin Halid mampunyai kebiasaan membesarkan orang lain.