Sajikan sate di atas piring, siram dengan bumbu kacang. Beri air jeruk limau dan taburkan bawang goreng. Sajikan dengan lontong.

Nah, bagi Anda yang tertarik mencoba peluang bisnis makanan ala gerobak, berikut kami berikan contoh analisa ekonomi bisnis sate keliling:

Asumsi

Masa pakai gerobak 3 tahun

Masa pakai alat masak (tungku sate, kipas, pisau, dll) 2 tahun

Masa pakai alat makan dan perlengkapan lain 1 tahun

Modal awal

Gerobak Rp 2.000.000,00

Alat masak (tungku sate, kipas, pisau, baskom, dll) Rp 300.000,00

Peralatan makan (piring, gelas, sendok) Rp 200.000,00 +

Total Rp 2.500.000,00

Gerobak dan peralatan lainnya mengalami penyusutan selama pemakaian,

dengan perincian sebagai berikut :

Penyusutan gerobak : 1/36 x Rp 2.000.000,00 Rp 55.550,00

Penyusutan alat masak : 1/24 x Rp 300.000,00 Rp 12.500,00

Penyusutan alat makan : 1/12 x Rp 200.000,00 Rp 16.700,00 +

Total Rp 84.750,00

Biaya operasional per bulan

Belanja daging ayam : Rp 25.000,00 x 5kg x 30hr Rp 3.750.000,00

Beras, bumbu, dan arang Rp 100.000,00 x 30hr Rp 3.000.000,00

Biaya transport Rp 150.000,00

Biaya penyusutan Rp 84.750,00 +

Total Rp 6.984.750,00

Omset per bulan

Penjualan sate ayam : Rp 7.000,00 x 35 porsi x 30hr Rp 7.350.000,00

Penjualan lontong : Rp 1.000,00 x 35 buah x 30hr Rp 1.050.000,00 +

Total Rp 8.400.000,00

Laba bersih per bulan

Rp 8.400.000,00 – Rp 6.984.750,00 = Rp 1.415.250,00

ROI (Return of Investment)

(modal awal: laba bersih per bulan) = 1,8 bulan

Meskipun peluang bisnis makanan ala gerobak terkadang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, namun bisnis ini memberikan prospek yang cukup besar bagi para pelakunya. Bahkan tidak sedikit jumlah pengusaha makanan ala gerobak yang kini sukses mewaralabakan bisnisnya.