Pemateri ketiga, Upi Asmardhana, memaparkan materi bertema “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Menurut dia, setiap warganet punya hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya di dunia digital. Namun, perlu disadari bahwa ada tanggung jawab atas setiap pendapat yang disampaikan. Misalnya, tidak menyinggung kebebasan orang lain. Sedikitnya terdapat empat alasan sehingga pendapat tersebut bernilai positif, yaitu informatif, edukasi, empati, dan sebagai kontrol sosial. “Kalau ingin berpendapat, pikir-pikir dulu. Jangan terburu-buru menyikapi suatu hal,” ujarnya.  

Adapun Yusriadi, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Tips Menjaga Keamanan Digital bagi Anak-Anak di Dunia Maya”. Ia mengatakan, umumnya anak mengakses internet untuk menjawab tiga kebutuhan berikut: mencari informasi kebutuhan sekolah; menghubungkan diri dengan kawan-kawannya, misalnya di media sosial; serta hiburan. Sebagai orangtua, kiat menjaga keamanan digital anak antara lain: memanfaatkan aplikasi Family Link, Youtube Kids, atau membuat pengaturan di Google Play. “Internet positif bagi intelektualitas anak, namun, jangan biarkan mereka kecanduan lalu melepaskan diri dari kehidupan sosial di dunia nyata,” imbuh dia. 

Setelah pemaparan materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Arie Mega. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu peserta, Nyoto Prawoto, bertanya tentang kiat menghadapi konten atau komentar kurang pantas di media sosial dan cara untuk menumbuhkan sikap positif. Menanggapi hal tersebut, Bang Is bilang, konten perundungan di media sosial kerap menimbulkan reaksi yang cepat dari warganet. Sebaiknya, warganet tahan diri untuk tidak berkomentar apalagi membagikannya.