Mencatat Indonesia, Kumpulan Renungan Kebangsaan
APA YANG DICATAT?
(Catatan dan resensi buku bertajuk: “Mencatat Indonesia, Kumpulan Renungan Kebangsaan”)
“INI buku saya,” ujar pria berpenampilan rapi seraya menyodorkan tas kecil, suatu hari di Jakarta. “Ini baru dumy, rencana launchingnya hari Rabu 14 Agustus 2024 di Cikini,” sambungnya dengan senyum khas ala Robert de Niro.
Sekilas saya membaca dan membuka secara acak lembaran kertas halaman buku itu. Melalui buku karya sang penulis Mohamad Suaib Mappasila (MSM) ini, kita disadarkan betapa luasnya cakrawala keindonesian kita. Bangsa besar dengan keanekaragam sumber daya yang melimpah, pengetahuan yang terbentang, kultur dan local wisdom yang teramat kaya.
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang aktivis mahasiswa dengan tradisi “critical thinking” yang cukup kuat, Suaib- begitu ia biasa dipanggil- dalam buku ini mencoba merekam dan mengangkat berbagai fenomena aktual dan menjadi perbincangan di ruang publik. Beragam. Ada topik sosial, ekonomi, kemasyarakatan, politik, hukum, ketatanegaraan dan lainnya.
Kemudian dibagian akhir Sekjen Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKAFE) Universitas Hasanuddin ini memberikan sentuhan perspekif yang membuat pembaca jadi paham secara utuh dan komprehensif. Terasa bertambah bobotnya, karena didukung data, bermacam regulasi dan referensi yang memadai.
Materi buku ini sebenarnya berupa kumpulan naskah yang disarikan dari sejumlah bahan hasil kompilasi “renungan kebangsaan” sang penulis yang pernah dimuat di rubrik opini beberapa media online nasional terkemuka, seperti diantaranya kompas.com.
Bahasan tentang konsep ekonomi yang ada dalam bagian dua buku ini misalnya, akan memperluas cakrawala pandang kita tentang betapa pentingnya penerapan nilai-nilai moral dan etika dalam kegiatan maupun aktivitas ekonomi. Termasuk mengedepankan keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan (sustainability). Suaib seakan mengkritik ekonomi kita yang cenderung liberal dan jauh dari semangat gotong royong sebagaimana diamanah UUD 1945.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan