Bland berpendapat, meskipun Jokowi mungkin tetap memiliki dukungan publik yang tinggi setelah meninggalkan jabatannya (dengan tingkat dukungan sebesar 80%), hal itu tidak akan secara otomatis memberinya pengaruh politik.

“Faktanya, begitu Prabowo menguasai kekuasaan dan patronase yang signifikan di kursi kepresidenan, para pemimpin partai dan taipan politik yang bebas memilih yang mendukung Jokowi kemungkinan besar akan tertarik pada Prabowo,” ujarnya.

Sementara itu, dari Amerika Serikat (AS), media yang didirikan oleh Profesor Universitas Harvard Samuel P. Huntington, yaitu Foreign Policy (FP) menyoroti nasib Indonesia jika Prabowo Subianto resmi menjadi presiden di artikel berjudul ‘How Will Prabowo Lead Indonesia?’.

“Kebijakan ekonominya bersifat populis, seperti usulan untuk meningkatkan subsidi, khususnya program makanan sekolah, akan meningkatkan defisit fiskal Indonesia,” dikutip dari artikel FP yang dirilis awal tahun ini.

FP juga membahas bagaimana Prabowo akan berinteraksi di forum internasional. Mereka menjelaskan bahwa Prabowo akan melanjutkan upaya Jokowi dalam melawan peraturan deforestasi Eropa.

“Orang-orang Eropalah yang memaksa kami menanam teh, kopi, karet, dan coklat. Dan sekarang Anda mengatakan kita sedang menghancurkan hutan kita? Anda menghancurkan hutan kami terlebih dahulu,” kutip media itu mengutip ucapan Prabowo dalam sebuah forum.

Dari perspektif geopolitik, FP memberikan pandangan yang menarik. Mereka menganalisis bahwa Prabowo mungkin akan mengidentifikasi dirinya mirip dengan presiden kedua Indonesia, Soeharto, dan menempatkan dirinya di jalur independen di antara rivalitas beberapa negara besar.

“Meskipun Indonesia dan China termasuk di antara negara-negara yang mengklaim pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan, Prabowo telah mendekati Beijing karena investasi mereka yang perlu proses yang sedikit dibandingkan investor Eropa,” tegasnya lagi.

Brookings Institute juga mengulas hal serupa. Dalam artikel ‘Reflection on Jokowi’s Legacy and Prabowo’s presidency’, mereka menyoroti bagaimana Prabowo akan melanjutkan program-program Jokowi seperti pengolahan mineral dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).