“Dalam menghadapi musim Pilkada serentak saja, Kapolda Pak Andi Rian meminta kami semua ikut membantu menjaga kamtibmas lewat berita dan konten-konten. Kapolda juga sangat mudah dikonfirmasi. Jadi, tidak benar kalau beliau membatasi kebebasan pers,” tegas Najib.

Salah satu wartawan senior di Makassar, juga membantah kalau Kapolda Andi Rian mengekang kebebasan pers. Menurutnya, wartawan atau media yang menulis seperti itu, bisa jadi tidak resmi. Sebab, semua media selama ini sangat mudah bertemu dan berinteraksi dengan Kapolda Sulsel.

“Terkait berita apakah itu positif atau negatif, Kapolda Andi Rian tidak pernah mengintervensi. Tidak ada itu kalau Kapolda mau intimidasi soal berita. Saya ini sudah lama mengenal Andi Rian, beliau sangat terbuka dan mendukung sepenuhnya kerja-kerja wartawan dan media di Sulsel,” ungkap wartawan salah satu media online di Sulsel ini.

Sebelumnya, seorang ASN wanita yang bertugas di Polres Sidrap, dimutasi ke Selayar. Kebetulan, ASN berinisial GB tersebut istri salah seorang wartawan berinisial HS. HS ini kemudian menghubungkan mutasi istrinya itu dengan salah satu pemberitaan yang dia angkat, lalu menuding Kapolda Sulsel mengekang kebebasan pers. (*)