RAKYAT NEWS, JAKARTA – Ridwan Kamil (RK), yang akan mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta, mengaku merasa sedih dan tidak senang jika harus bersaing dengan kotak kosong dalam Pilkada berikutnya.

“Kalau tiba-tiba lawan kotak kosong, ya saya enggak happy saja,” ujar RK dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com pada program “Gaspol” yang tayang di YouTube, Jumat (13/9/2024).

RK berpendapat bahwa jika hal tersebut terjadi, Pilkada akan kehilangan maknanya.

“Saya kan punya track record, dulu wali kota (Bandung) lima tahun, Gubernur Jawa Barat lima tahun, kepuasan publik 90 persen. Sekarang harus berdebat dengan kotak kosong. Seolah-olah menurunkan derajat ya, seolah-olah saya lawan yang tidak jelas gitu,” lanjutnya.

“Coba bayangkan, saya Pilwakot Bandung pasangan calon ada delapan. Dan mulainya, (elektabilitas) enam persen, mengalahkan tujuh pasang dan berakhir (raihan suara) 45 persen. Jadi, ini (tarung) hayuk gitu,” tambahnya.

Pada Pilkada Jawa Barat, RK akan bersaing dengan tiga pasangan calon lainnya.

“Pemilihan Gubernur dulu ada empat pasang jenderalnya empat. Jenderal Sudrajat, Jenderal Hasanuddin, Jenderal Anton Charliyan. Sama, Jenderal Nagabonar (Deddy Mizwar) itu coba. Menang walaupun seru lah ya menangnya tipis,” imbuhnya.

RK menyambut baik keputusan Mahkamah Konstitusi yang menurunkan ambang batas Pilkada, baginya hal ini akan memberikan lebih banyak pilihan kepada rakyat dan meningkatkan kesehatan demokrasi.

“Dengan MK menurunkan itu maka rakyat mendapatkan pilihan lebih banyak, kalau pilihan yang lebih banyak, demokrasi lebih sehat karena tinggal pilih menu saja kan,” kata RK.

Namun, jika harus berhadapan dengan kotak kosong, RK khawatir akan menimbulkan kemarahan publik.

“Karena berada dalam golongan yang bukan kotak kosong akhirnya saya kebawa-bawalah dalam dampaknya. Itu kan enggak bagus apalagi kalau kalah kalau kotak kosong, malu lah,” tuturnya.