Dokter Koboi Kaos Oblong Hitam
Pria kelahiran Makassar 29 November 1979 ini seorang pencari ilmu yang tekun. Haus pengetahuan. Setelah sepuluh tahun menjadi dokter lulusan FK Universitas Muslim Indonesia (UMI), ia lanjut kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas). Tak hanya menggondol gelar sarjana hukum, ia lanjut menjadi seorang lawyer. Pun gelar magister kesehatan diraihnya di UMI Makassar pada masa pandemi covid-19 berkecamuk. Dan saat ini sedang merampungkan program pendidikan doctor (S-3) di FK Unhas Makassar.
Ia beranggapan seorang dokter harus paham mengenai hukum. Ketertarikannya dalam dunia hukum karena ucapan sang ayah, Muchsin Tjinu. Baginya profesi pengacara yang didapatkannya diharapkan untuk membela kawan-kawan sejawatnya jika menghadapi proses hukum. “Sangat afdol, jika dokter juga punya ilmu tentang hukum,” tuturnya.
Selain itu, mungkin tak banyak yang tahu, Humas IDI cabang Makassar ini juga seorang produser film. Judul film yang pernah diproduserinya antara lain “Uang Panai”, yang merupakan box office film lokal pertama di Indonesia dan film berjudul “Assalamu Alaikum Calon Imam” yang merupakan kolaborasi dengan sineas Jakarta dan tembus 150 layar bioskop nasional. Bahkan Yudi membuat rumah produksi sendiri untuk mengembangkan hobinya itu.
Dibidang olahraga, Kepala Humas dan Kerjasama Universitas Islam Makassar (UIM) ini tercatat sebagai Ketua Persatuan Kempo Indonesia (Perkemi) cabang Makassar. Bahkan ia ikut ‘nyemplung” ke dunia politik. Dimana ia pernah menjadi sekretaris Nasdem pertama di Makassar, lalu ke partai Demokrat, partai Golkar dan saat ini menjadi Wakil Ketua PKB Makassar. Hanya belum beruntung menjadi anggota dewan setelah pernah nyaleg lewat partai Nasdem cuma belum beruntung .
Dibidang pendidikan, dokter koboi juga dikenal penggerak literasi yang diawali dari Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM), juga sekaligus sebagai duta perpustakaan nasional. Yang cukup fenomenal saat dokter koboi menggelar masa orientasi siswa (MOS) bersama di Lapangan Karebosi, Makassar, Selasa, 28 Juli 2015. Kegiatan diikuti sekitar 51.000 pelajar SD,SMP, dan SMA se Kota Makassar dan berhasil memecahkan Rekor Muri.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan