Untuk menjawab rasa penasaran, saya menghubungi dokter Wahyudi melalui pesan chat whatsapp.

“Sejak kapan sebutan dokter koboi itu disematkan pada diri anda?” tanya saya.

“Saya juga tidak tahu. Yang pasti itu bukan dari saya,” jawabnya.

Karena tak puas jawabannya, saya mencoba mencari “second opinion”. Melalui orang dekatnya. Dengan pertanyaan yang sama.

“Karena dia selalu ada di mana-mana dan kerap jadi penolong untuk apa saja. Seperti laiknya seorang koboi. Dia bisa apa saja. tanda pengenal lainnya, nyaris ke mana-mana dan aktif kegiatan apa saja dengan selalu pakai kaos oblong warna hitam,” jelas Faisal Syam, wartawan senior di koran lokal ternama di kota Makassar.

Selama ini, lanjut Faisal, Yudi- begitu ia akrab disapa- bukan sekedar dokter biasa. Ia dikenal dokter muda yang konsen dan punya seabrek aktifitas sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan. Pun aktif terjun di daerah bencana alam atau masyarakat untuk pemeriksaan kesehatan maupun pengobatan gratis. Pernah juga ia menginisiasi event “Bergaya” (Berbagi dengan seribu anak panti asuhan) yang menghimpun 1.000 anak-anak panti asuhan dari berbagai tempat di Makassar.

Ketertarikan Yudi di dunia kedokteran, diawali sejak kecil. Melihat ibunya, Radiana Makmur Muchsin. Saat melakukan pekerjaan sebagai seorang dokter tanpa pamrih dan bersikap profesonal dalam bekerja, membuat dirinya terinspirasi dan bertekad yang sama. “Ibu saya yang palling menginspirasi saya menjadi seperti saat ini,” kenangnya.

Dokter Yudi berasal dari keluarga yang berlatar belakang dokter. Selain ibunya, ketiga adiknya semua dokter. Yakni dr Dewi Setiawati Sp OG M Kes, dr Diana Muchsin Sp KK, M Kes dan dr Achmad Harun Muchsin Sp. S. Ia sendiri menikah dengan Novita Kumala Sari SE, MM dan dikaruniai seorang anak, Rayhan Yuvito Wahyudi.