Sementara Ketua Panita Kejurprov NPC Sulsel Sonny Sandra mengatakan kompetisi para atlet difabel ini pemanasan saja. Karena sebenarnya pihaknya hendak menggelar pra kualifikasi Peparprov Sulsel seperti Pra Pekan Olahraga Daerah (Porda) oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), namun banyak keterbatasan termasuk anggaran jadi digelar kejuaraan level provinsi dulu.

“Ada pun nantinya bila kesempatan dan anggaran kita akan laksanakan pra kualifikasi. kalau pun tidak tetap ada seleksi tersendiri untuk altet berlomba di Peparprov di Pinrang 2018 nanti, ” ujar dia.

Sonny yang juga Ketua NPC Sulsel ini mengakui bila Kejurprov ini sifatnya sunnah (tidak wajib) untuk para atlet, namun tetap menjadi ajang pemantauan prestasi atlet difabel.

“Kami ada alat ukur tersendiri. Kita nanti minta diadakan sistem kuota sehingga kabupaten/kota bisa seleksi sendiri atletnya, “kata Sonny yang merupakan difabel penglihatan (netra hard low vision) ini.

Dia juga menyebutkan Kejurprov NPC ini menjadi ajang pemanasan untuk Pepaprov juga dan sebagai ajang pemantauan dalam melihat sejauh mana prestasi atlet dari kabupaten/kota.

Selain itu, kata dia, akan menjadi ajang seleksi atlet dari kabupaten/kota secara alami untuk dipersiapkan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2020.

Atlet peraih medali emas, perunggu dan perak pastilah mendapat prioritas untuk bertanding di Pepaprov. Karena itu, Sonny mengimbau kepada atlet yang tidak berprestasi untuk tidak ikut ke Papaprov di Pinrang nanti.

Untuk pertandingan, kata dia, ada enam cabang olahraga (Cabor) yang digulirkan, yakni atletik, tenis meja, bulu tangkis, catur, show down tunanetra, angkat berat, panahan dan renang.

“Untuk cabor panahan dan angkat berat digelar di Stadion Mattoanging. Sementara lainnya tetap di GOR Sudiang ini, ” lanjutnya.