RAKYAT NEWS, BEIRUT – Serangan udara terbaru yang dilakukan oleh Israel menyerang sebuah gedung apartemen di Beirut, ibu kota Lebanon, pada hari Senin (30/9) dan menewaskan sedikitnya empat orang.

Ini adalah serangan udara pertama yang dilakukan oleh Tel Aviv ke pusat kota Beirut sejak meningkatnya konflik melawan Hizbullah beberapa bulan terakhir.

Israel, yang telah terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan dengan Hizbullah sejak perang di Jalur Gaza tahun lalu, selama ini sering menyerang target-target di Lebanon bagian selatan yang merupakan lokasi utama operasi Hizbullah atau di sekitar selatan Beirut.

Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah memindahkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon, dengan melakukan serangkaian serangan terhadap target sekutu regional Iran tersebut.

Salah satu serangan Tel Aviv bahkan berhasil menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di selatan Beirut pada Jumat (27/9).

Israel terus melanjutkan serangan di Lebanon dan menurut sumber keamanan setempat yang dikutip oleh AFP, Senin (30/9/2024), serangan drone dari Tel Aviv menargetkan sebuah “apartemen yang dimiliki oleh Jamaa Islamiya” – sebuah kelompok Islamis di Lebanon.

Serangan drone tersebut dilaporkan telah menewaskan minimal empat orang.

Di sisi lain, kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), mengonfirmasi bahwa tiga pemimpin mereka tewas dalam serangan Israel yang menghantam distrik Kola di Beirut.

Ketiga pemimpin PFLP yang tewas telah diidentifikasi sebagai Mohammad Abdel-Aal yang menjabat sebagai kepala keamanan militer kelompok, kemudian Imad Odeh dan Abdelrahman Abdel-Aal yang merupakan komandan militer mereka.

PFLP sendiri adalah sebuah kelompok militan Palestina yang juga terlibat dalam konflik melawan Israel.

Berdasarkan kesaksian beberapa saksi mata Reuters, serangan drone tersebut menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola pada hari Senin (30/9).

Sementara itu, militer Israel dalam pernyataan via Telegram menyatakan bahwa pasukannya telah melakukan serangan udara terbaru terhadap puluhan target Hizbullah di wilayah Bekaa, bagian timur Lebanon, pada hari Senin (30/9).

“Akan terus menyerang dengan kuat, menghancurkan dan melemahkan kemampuan militer Hizbullah dan infrastruktur di Lebanon,” tegas militer Israel.

Tayangan televisi lokal menampilkan sebagian bangunan yang menjadi sasaran serangan hancur. Distrik Kola, tempat terjadinya serangan, adalah daerah dengan mayoritas penduduk Sunni yang terletak di dekat jalan utama yang menghubungkan ibu kota dengan bandara Beirut.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sedikitnya 105 orang tewas dan 359 orang lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang hari Minggu (29/9).

Secara total, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 lainnya terluka sebagai akibat dari serangkaian serangan Israel selama dua pekan terakhir. Namun, tidak ada informasi spesifik mengenai jumlah warga sipil yang tewas.

Pemerintah Beirut juga mengungkapkan bahwa sekitar satu juta orang, atau sekitar seperlima dari total populasi Lebanon, telah mengungsi dari rumah mereka.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, menyebutnya sebagai “gerakan pengungsian terbesar” dalam sejarah negara tersebut.