LUWU – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali dilaksanakan secara virtual pada 8 Oktober 2021 di Luwu, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan”.

Program kali ini menghadirkan 350 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Direktur Manajemen Centre for Pesantren and Democracy Studies (CePDes), Muayati; pemengaruh (influencer), Hafiid Pratama; penulis, Abdul Rifai; dan pegiat literasi, Fitri Nur Anisa. Adapun moderator adalah Tania. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Berikutnya, sebagai pembuka sesi materi, Muayati tampil membawakan materi kecakapan digital berjudul “Pemanfaatan Internet untuk Dakwah Positif di Dunia Digital”. Ia mengimbau, buatlah konten dakwah yang menghidupkan nilai-nilai moral, meningkatkan kualitas spiritual, menjembatani keberagaman, dan menguatkan kemanusiaan. “Spiritualitas  yang kokoh membimbing manusia untuk tegar berkreasi dan berinovasi memajukan IPTEK demi kemaslahatan semua manusia serta memperkuat rasa kemanusiaan dan kebangsaan,” tegasnya. 

Berikutnya, Hafiid menyampaikan materi etika digital berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia menyarankan, sampaikan komentar dengan bahasa sopan dan kalimat yang baik, karena apa yang kita sampaikan mencerminkan karakter dan kepribadian kita. Ingat juga bahwa terdapat norma sosial maupun hukum yang mengikat kita agar tak seenaknya berekspresi di dunia maya. “Jarimu melukiskan siapa dirimu, jangan sembarangan berkomentar agar reputasi atau rekam jejak digital kita tetap positif,” ujarnya.

Sebagai pemateri ketiga, Rifai membawakan tema budaya digital tentang “Literasi Digital dalam meningkatkan Wawasan Kebangsaan”. Menurut dia, kecakapan digital harus dibarengi literasi wawasan kebangsaan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ruh yang mengakar kuat dalam masyarakat di segala aktivitas, termasuk aktivitas digital. Ini penting untuk menanamkan rasa cinta tanah air, persatuan dalam keberagaman, dan patriotisme yang mampu menangkal paham-paham pengikis semangat kebangsaan. “Semangat kebangsaan juga menjadi penggerak kemajuan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara,” kata dia.

Adapun Anisa, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, berinternet secara sehat penting untuk menangkal dampak negatif dunia maya seperti penyebaran hoaks, perundungan, dan kejahatan siber. Agar aman dan sehat berinternet, tunjukkanlah perilaku yang baik, atur privasi dan saring pertemanan, perkuat kerahasiaan kata sandi, serta hargai privasi orang lain. “Pikir, saring, dan verifikasi berita atau konten sebelum membagikannya,” pesan Anisa.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut hangat dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar kali ini, panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu pertanyaan peserta adalah tentang bagaimana menyikapi atau menegur pendakwah atau kalangan yang mengambil keuntungan pribadi dengan bertameng agama. Narasumber menjelaskan, kita tak perlu menegurnya karena akan sia-sia dan hanya membuang-buang energi. Yang penting, kita fokus memberikan informasi dan edukasi yang benar ke masyarakat.