MAKASSAR – 50 peserta mengikuti pelatihan Effective Vaccine Management (EVM) atau manajemen vaksin yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bekersama Yayasan Gaya Celebes serta didukung Unicef dan The People of Japan.

Baca Juga: UNICEF dan Japan Dukung Program Kembali Belajar Dengan Aman di Sulsel

50 peserta yang mengikuti pelatihan EVM berasal dari 24 Kabupaten/Kota di Sulsel yang juga sebagai petugas pengelola farmasi dan pengelola imunisasi. Ditambah 2 peserta perwakilan Dinkes Sulsel.

Pengelola program Imunisasi Dinas Kesehatan Sulsel, Siti Faridah, SKM, M.Kes mengatakan selama 5 hari peserta akan belajar tata kelola vaksin sehingga mampu menilai pengelolaan vaksinasi dengan baik ditempat mereka bekerja.

“Peserta bisa melakukan penilaian pengelolaan vaksin dan manajemen vaksin dengan baik,” katanya

Ia berharap petugas pengelola farmasi dan imunisasi nantinya melakukan manajemen vaksin dengan baik serta melakukan penilaian mandiri pengelolaan vaksin disetiap fasilitas kesehatan untuk dievaluasi sehingga mampu melahirkan perbaikan yang tepat sasaran.

“Mereka akan melakukan penilaian pengelolaan vaksin di fasilitas kesehatan (Faskes) dibawah naungan dinas kesehatan. Sehingga usai melakukan penilaian akan mendapatkan titik poin yang akan diperbaiki. Disitu akan muncul rekomendasi apa langkah yang akan dilakukan berikutnya,” jelasnya.

Kepala UNICEF Perwakilan Wilayah Sulawesi Maluku, Henky Widjaja mengatakan menajemen efektif sangat penting untuk mencapai cakupan vaksinasi. Olehnya itu Unicef mendukung setiap daerah agar mampu mencapai cakupan vaksinasi dengan meningkatkan menajemen rantai dingin dan sistem informasi pendataan vaksin.

“Manajemen vaksin menjadi perhatian kita karena pemerintah berusaha mencapai cakupan vaksinasi. tentunya kita dorong semua daerah siap, seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. Manajemen vaksinasi yang kita persiapkan cold chain atau Rantai dingin dan sistem informasi pendataan. Karna yang jadi masalah kita, vaksin kosong karna sistem update data yang bermasalah,” katanya