RAKYAT NEWS – Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) adalah sebuah organisasi profesi yang berdiri pada tanggal 13 Februari 1946 di Yogyakarta. PAFI berfungsi sebagai wadah bagi tenaga ahli farmasi, termasuk Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Melansir pafitikep.org, Ahli farmasi Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah bangsa, tidak hanya dalam pelayanan kesehatan sehari-hari, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional. PAFI terus berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam sektor farmasi, serta berupaya menghadapi tantangan masa depan dengan inovasi dan pengabdian.

Tujuan utama PAFI adalah untuk meningkatkan pelayanan farmasi di Indonesia melalui pengembangan profesionalisme anggota serta penyebaran informasi terkait praktik dan kebijakan farmasi. Selain itu, PAFI juga memiliki tujuan untuk memperjuangkan kepentingan apoteker dalam peningkatan akses masyarakat pada obat yang aman, efektif, dan berkualitas. Dengan tujuan tersebut, PAFI berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan IPTEK dalam bidang farmasi.

Kesehatan masyarakat menjadi salah satu pionir penting dalam pembangunan daerah, terutama di wilayah yang memiliki keterbatasan pada akses kesehatan termasuk fasilitas dan tenaga kesehatan. Tikep kependekan dari Tidore Kepulauan, merupakan salah satu daerah kepulauan di Provinsi Maluku Utara. Wilayah ini masih menghadapi sejumlah tantangan dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakatnya. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Tikep dengan ini memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan tenaga farmasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal dan kondisi kesehatan masyarakat setempat.

Tidore Kepulauan terdiri dari beberapa pulau dengan kondisi geografis yang cukup menantang. Masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering dihadapi di wilayah Tikep meliputi stunting, demam berdarah, dan malaria. Minimnya fasilitas kesehatan dan keterbatasan tenaga medis di pulau ini menuntut adanya tenaga farmasi yang kompeten untuk memberikan pelayanan farmasi yang tepat dan efektif.

YouTube player