RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, bakal mengubah nomenklatur Kurikulum Merdeka menjadi deep learning.

“Kita bocori ya, jadi arah pembelajaran ke depan itu mau saya arahkan ke arah namanya deep learning,” ujarnya, Jumat (8/11/2024), mengutip fajar.co.id.

Abdul mengatakan, metode deep learning ini merupakan teori yang telah diperkenalkan sejak ia menempuh pendidikan tinggi di Australia, 20 tahun lalu.

Abdul menjelaskan, deep learning ini akan ditopang oleh tiga pilar, yakni mindful, meaningful, dan joyful.

“Jadi mindful itu artinya sadar, Mindful itu peka, sensitif. Jadi murid kita ini dan kita tidak sama Kita harus sadar itu mereka ini tidak sama,” tuturnya.

Dalam metode mindful, lanjut Abdul, anak didik diminta untuk aktif di kelas. Bebas dan tak dihentikan guru.

“Jadi misalnya tadi ketika tiba-tiba bapak menanya di tengah itu jangan dihentikan. Jangan dihentikan, lalu nanti kalau pertanyaan tidak relevan nanti diarahkan. Tapi kalau relevan jangan dihentikan,” tegasnya.

Pilar lainnya adalah meaningful. Anak didik paham tujuannya belajar.

“Sehingga kadang-kadang guru datang dibilang anak-anak kita buka halaman 13. Oh untuk apa buka halaman 13? Kenapa nggak 14? Lalu apa yang dia pelajari gunanya itu apa? Misalnya kenapa dia harus memahami penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian Itu untuk apa itu,” jelasnya.

Menurut Abdul, anak didik yang paham tujuannya di kelas, mempunyai motivasi untuk belajar. “Nah karena itu maka menjelaskan maksud dari apa yang dipelajari dan kemudian menjelaskan manfaat dari yang dipelajari itu,” paparnya.

“Mengembirakan itu ketika dia menemukan sesuatu yang baru. Maksudnya dia bisa menggunakan Kata-kata dengan baik, jemudian mengerti gunanya, dan dia tidak dalam posisi Tertekan ketika belajar itu,” pungkasnya.

YouTube player