RAKYAT NEWS – Dalam mengoptimalkan peningkatan pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat dukungan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Halmahera Selatan sebagai organisasi profesi, pengabdian dan kekaryaan ini terus dikembangkan melalui sistem manajemen farmasi kepada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan (faskes) pertama masyarakat untuk berobat, maka jaminan kesehatan sosial bagi mereka dengan ketersediaan obat-obatan menjadi mutlak dan harus terpenuhi.

Selain ketersediaan obat-obatan, jenis obat yang sesuai dan yang dibutuhkan masyarakat serta kelayakan obat, hingga distribusinya harus lebih diperhatikan oleh pihak Puskesmas, khususnya tenaga kefarmasian yang bekerja.

Oleh karenanya kehadiran PAFI Halmahera Selatan untuk bersama-sama dengan lembaga kesehatan pemerintah terkait selalu berkolaborasi dan bersinergi dalam melayani kesehatan masyarakat.

Dengan penanganan layanan secara lebih optimal dalam penerapan sistem manajemen farmasi pada Puskesmas secara komprehensif.

Sistem manajemen farmasi ini sebagai sistem terpadu yang mengatur jenis produk obat-obatan dan model operasinya. Di antaranya bagaimana mekanisme sistem kendali stok, pengeluaran obat, manajemen klaim, penagihan, hingga pelaporan.

Dengan sistem manajemen farmasi yang baik maka ketersediaan obat-obatan Puskesmas dapat terjamin, baik dari jumlah, jenis obat yang dibutuhkan, kelayakan obat, hingga kelancaran dalam pendistribusiannya.

Bentuk dukungan tersebut, secara berkala PAFI Halmahera Selatan (https://pafihalmaheraselatan.org/) juga turut benahi, dan tingkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) tenaga kefarmasian yang ada di Puskesmas. Baik apoteker maupun tenaga teknis farmasi lainnya.

Perlu diketahui fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Halmahera Selatan meliputi 3 unit Rumah Sakit Umum (RSU), 32 unit Puskesmas dan 27 unit Puskesmas Pembantu.

Hal itu mendasari PAFI Halmahera Selatan untuk menilai sistem manajemen farmasi sangat perlu dan dibutuhkan Puskesmas di kabupaten dengan wilayah kepulauan ini. Bahkan mungkin ribuan Puskesmas di Indonesia, terutama yang berada di lokasi terpencil yang sulit dijangkau dan minim sarana transportasi.

Adanya sistem manajemen farmasi ini akan lebih memudahkan dan menjamin layanan kesehatan masyarakat desa di mana Puskesmas berada.

Adapun Kabupaten Halmahera Selatan luas seluruhnya kurang lebih 8.779,32 km², yang terbagi dalam 30 kecamatan dan 250 desa, dengan tenaga medis yang tersedia di seluruh fasilitas kesehatan yaitu 52 dokter, 459 perawat, dan 713 bidan.

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Halmahera Selatan relatif panas garis secara astronomi dilalui garis katulistiwa. Selain itu, wilayahnya yang sebagian besar adalah kepulauan sehingga memiliki ketinggian yang rendah dilihat dari permukaan air laut.

Curah hujan dan
hari hujan di Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai pola yang unik, sering terjadi hujan dan panas bergantian dalam kurun waktu berdekatan, hal ini tak lepas dari luas wilayah lautan yang lebih luas dari daratan.

Maka PAFI Halmahera Selatan juga membekali apoteker dan tenaga teknis farmasi dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Tak bisa dipungkiri laju zaman menuntut melek digitalisasi untuk diterapkan dalam seluruh bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan, khususnya di bidang farmasi.

Adanya layanan digitalisasi mestinya memperkuat penerapan sistem manajemen farmasi Puskesmas lebih mudah. Sehingga seorang apoteker dapat mengetahui kondisi ketersediaan obat-obatan. Dan dengan digitalisasi ini maka penyaluran obat-obatan ke pasien lebih cepat dan tepat.

Demikian itu memicu pada layanan kesehatan Puskesmas turut berkembang pesat. Jika dahulu puskesmas hanya menyediakan layanan rawat jalan, maka saat ini Puskesmas juga menyediakan pelayanan rawat inap.

Begitu juga dengan jenis penyakit yang ditangani di Puskesmas, kini semakin banyak. Oleh karenanya, penerapan sistem manajemen farmasi sangat diperlukan Puskesmas terutama untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di mana puskesmas berada.

Ikhwal PAFI

Keberadaan ahli farmasi Indonesia telah ada sejak Proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Para ahli farmasi telah berjuang bahu membahu dengan semua golongan masyarakat, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian ikut serta dalam Pembangunan Masyarakat dan Negara.

Oleh karena itu, ahli farmasi Indonesia merupakan salah satu potensi pembangunan yang tidak pernah absen dalam perjuangan pembangunan negara. Sebagai salah satu potensi pembangunan sesuai fungsinya, ahli farmasi Indonesia di samping tugas keseharian, tetap ikut serta mempertinggi taraf kesejahteraan umum, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat dan farmasi.

Kemudian pada tanggal 13 Februari 1946, di Yogyakarta dibentuklah suatu organisasi yang dinamakan “Persatuan Ahli Farmasi Indonesia “ sebagai wadah untuk menghimpun semua tenaga yang bakti karyanya di bidang farmasi, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia selanjutnya disingkat “PAFI.

PAFI terdiri dari Pengurus Pusat, wilayah, daerah maupun cabang. Maka PAFI berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila. PAFI adalah organisasi profesi yang bersifat kekaryaan dan pengabdian.

Adapun tujuan PAFI adalah :
1. Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2. Mewujudkan Derajat Kesehatan yang Optimal bagi Masyarakat Indonesia.
3. Mengembangkan dan meningkatkan Pembangunan Farmasi Indonesia
4. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota.

YouTube player