RAKYAT.NEWS, GOWA – Kelompok Tani Parang Ta’Juru mengapresiasi bantuan LAZ Hadji Kalla yang telah berhasil melakukan panen perdana buah Alpukat varietas unggul setelah menggarapnya selama 3 tahun.

Para petani berhasil memetik buah alpukat yang memiliki berat sekitar satu kilogram di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, Kamis (14/11/2024).

Alpukat varietas unggul ini ditanam setelah mendapat pendampingan dari LAZ Hadji Kalla sejak 2021 kepada kelompok tani di Desa Tonasa. Mereka menerima 1.000 benih alpukat unggul untuk ditanam di lahan seluas 6,8 Ha.

Selain memberikan bibit, LAZ Hadji Kalla juga memberikan pelatihan mulai dari persiapan lahan, pemupukan, hingga teknik panen. Mereka juga akan memberikan pendampingan pasca panen dan pelatihan produksi olahan alpukat.

Salah satu anggota dari kelompok Tani Parang Ta’Juru, Bakrie, mengapresiasi bentuk kerja sama ini karena mampu memotivasi dan serta meningkatkan pendapatan dari masyarakat melalui hasil daripada budidaya Alpukat varietas unggul tersebut.

“Sebelumnya sudah ada teman-teman yang menanam dari alpukat tapi belum digeluti dengan baik, memang sudah banyak menanam tapi (bibit) lokal, tapi begitu muncul bibit dari Yayasan (LAZ Hadji Kalla) untuk memberikan bibit. Alhamdulillah memotivasi kami untuk tanam alpukat, karena memang menjanjikan,” ujarnya.

Bakrie kemudian menjelaskan bahwa terdapat perbedaan mencolok alpukat jenis varietas unggul ini dibanding jenis local atau lainnya, khususnya dari segi ukuran.

“Perbedaan mencolok dari segi ukuran, yakni besarnya dan beratnya, kemudian banyak (jumlah) buahnya per pohon dan pohonnya tidak begitu tinggi, serta rasanya luar biasa beda,” jelasnya.

Petani Alpukat Parang Ta’Juru Akui Bantuan Budidaya LAZ Kalla Mampu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Jenis Alpukat Varietas unggul yang dibudidayakan Kelompok Tani parang Ta’Juru bersama dengan LAZ HAdji Kalla dengan perkiraan total berat 1 kilogram (kg) per buah. | Foto: Andi Fatur Rezky AAR/RAKYAT.NEWS.

Selain tergabung dalam kelompok tani, Bakrie yang juga bergelut dalam dunia Pendidikan ini mengatakan bahwa terdapat perbedaan harga yang mencolok antara alpukat local sebelumnya dibandingkan dengan jenis varietas unggul ini.

“Perbedaan harga bisa dua kali lipat dibanding yang biasa atau lokal. Harga yang biasa itu sekitar Rp 15 ribu (per buah), tapi ini bisa Rp 30 ribu. Dan dalam setahun bisa dua kali panen, untuk panen rayanya” ungkap Bakrie.

Sejauh ini, Bakrie sendiri mengaku telah menanam hingga 200 pohon varietas unggul, sehingga tentu dirinya berharap agar dapat memotivasi warga Desa Tonasa yang lain untuk dapat mengikuti langkahnya bersama Kelompok Tani Parang Ta’Juru untuk menanam alpukat jeni varietas unggul.

Kelompok Tani Parang Ta’Juru saat ini memiliki anggota sebanyak 17 orang. Meski begitu, Bakrie menuturkan kemungkinan jumlah anggotanya bakal bertambah karena dengan adanya bantuan budidaya oleh LAZ Hadji Kalla ini.

“Di sini (sebelumnya) masih tergolong acuh tak acuh karena menilai alpukat itu tidak menjanjikan, makanya mereka tidak perhatikan,” terangnya.

“Sekarang penghasilan petani sangat meningkat dia punya penghasilan, dibanding sebelumnya yang menanam local, karena mereka sekarang rata-rata menanam yang varietas unggul ini. Alpukat varietas unggul ini dipasarkan ke malino kota dan ke daerah lainnya,” lanjutnya.

Manajer Program Community Development LAZ Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin, menjelaskan bahwa program ini didasari data BPS yang menyebutkan penurunan kualitas produksi alpukat di Malino.

“Kami menginisiasi program ini, kami memberikan benih alpukat kualitas unggul. Kami mendampingi. Hasilnya sangat signifikan dan sesuai harapan kami,” kata Erny.

Panen perdana ini melebihi ekspektasi dengan berhasil memanen 70% dari jumlah benih pohon yang ditanam dan warga Desa Tonasa telah mandiri memproduksi 2.000 benih alpukat unggul dengan teknik sambung pucuk.

Oleh karena itu, Erny berharap jika meskipun masa bimbingan 3 tahun yang telah dilakukan LAZ Kalla kepada 17 anggota dalam kelompok petani tersebut, namun dirinya berharap pemerintah desa hingga Kabupaten Gowa mampu melanjutkan hingga mengembangkan budidaya alpukat ini.

“Harapan saya ketika ini sudah mau selesai, Pemerintah Desa Tonasa yang bisa melanjutkan. Kita mau alpukat yang ada bisa lebih produktif lagi,” harapnya.

YouTube player