Berkolaborasi dengan Festival Sastra Banggai, UWRF Gelar Lokakarya Menulis dan Diskusi Buku di Luwuk
RAKYAT.NEWS, BALI – Menyusul kesuksesan festival yang digelar meriah pada 23-27 Oktober 2024, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024 akan hadir dengan Satellite Program yang tak kalah menarik di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia. Tahun ini, salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara ini kembali memperluas jangkauannya ke Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, dengan rangkaian lokakarya menulis dan diskusi buku yang akan digelar pada 10-11 Desember 2024. Festival Sastra Banggai (FSB) menjadi kolaborator sekaligus tuan rumah rangkaian acara ini.
Selain UWRF, FSB yang diinisiasi oleh Yayasan Babasal Mombasa juga baru selesai menyelenggarakan rangkaian festivalnya pada 10-12 Oktober 2024 lalu, mengangkat tema ‘Lembar Kedelapan: butuh, utuh’. Kolaborasi pascaacara kedua festival ini harapannya dapat turut membangun semangat literasi dan minat sastra di sana.
“Kolaborasi festival sastra penting dikerjakan. Kolaborasi ibarat merajut simpul baru, meluaskan genggaman, dan saling menguatkan. Bersama UWRF, kami yakin ini akan berdampak pada keterhubungan, perkembangan sastra di Luwuk Banggai, dan ruang munculnya ide-ide baru yang lebih kreatif,” ujar Direktur FSB, Ama Gaspar.
Lokakarya menulis akan diselenggarakan pada Rabu, 11 Desember 2024 di Universitas Muhammadiyah Luwuk, dan dipandu langsung oleh Zaky Yamani, penulis fiksi dan non-fiksi pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2021 yang karya-karyanya telah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU).
Lokakarya ini dirancang untuk membimbing penulis-penulis lokal dalam membangun karakter yang kuat, menciptakan cerita yang memikat, dan menemukan suara uniknya dalam menulis. Ia akan membagikan berbagai tips praktis, latihan menulis interaktif, dan diskusi kreatif kepada para peserta.
Di samping itu, Zaky Yamani juga akan mengisi diskusi tentang buku terbarunya, Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa: Sepasang Elang dari Diyarbakir, di hari dan tempat yang sama. Zaky akan menceritakan proses kreatif di balik buku ini.
Harapannya, sesi ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi kepada pembaca juga penulis lokal yang sedang atau berencana menuliskan bukunya sendiri.
“Saya berharap bisa berjumpa dan berbincang dengan peminat sastra di Banggai dan sekitarnya… Perjumpaan-perjumpaan antara penulis dengan pembaca sangat penting, bukan saja untuk berkenalan, namun juga untuk saling menginspirasi.”, ujar penulis kelahiran Bandung ini.
Sejak diinisiasi pada tahun 2008, Satellite Program yang dirancang untuk memperluas jangkauan dan dampak UWRF ini telah menjalin kolaborasi dengan komunitas-komunitas sastra di lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia, memberikan kesempatan berharga bagi penulis dan pecinta sastra lokal untuk turut merasakan keajaiban UWRF, terutama bagi yang tidak dapat menghadiri rangkaian utama festival di Bali. Sebelumnya, program ini telah hadir di berbagai kota dan kabupaten seperti Solo, Jambi, Mataram, Ende, Makassar, Surabaya, dan lain-lain.
Program yang didukung oleh Dana Indonesiana dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini juga dirancang untuk ruang berbagi dan bertukar wawasan bagi festival dan komunitas sastra di kedua daerah.
“Kami selalu ingin terhubung dengan kawan-kawan di luar Bali dan menghadirkan yang terbaik dari sastra Indonesia. Program ini merupakan kesempatan bagi para penulis untuk bertemu dengan komunitas, begitu juga kesempatan bagi kami untuk mendapatkan inspirasi dari kawan-kawan di berbagai daerah, menjadikan kegiatan sastra sebagai sesuatu yang menyenangkan dan penting,” Manajer Program Indonesia UWRF, Gustra Adnyana.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan