RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto telah menyatakan bahwa pemerintah sedang mengembangkan bullion bank melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Airlangga mengatajab, bahwa Bank Bullion ini merupakan inisiatif strategis untuk memanfaatkan emas sebagai aset bernilai tinggi.

Dengan adanya Bank Bullion, stok emas yang tadinya hanya disimpan di gudang akan dimasukkan ke dalam neraca keuangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi yang lebih besar.

“Dulu stok emas itu, kita hanya taruh di gudang. Dan kita hanya mencatat tonasenya saja, bukan nilainya. Bank-bank lain, termasuk di Singapura, banyak bank yang memasukkan emasnya ke dalam neraca mereka,” kata Airlangga dalam acara Indonesia SEZ Business Forum 2024 di Jakarta, Senin (9/12).

Airlangga menjelaskan bahwa industri perhiasan di Indonesia biasanya memproses emas melalui tolling di Surabaya, namun hasilnya sering dikirim ke Singapura. Akibatnya, Indonesia tidak maksimal dalam mendapatkan nilai dari emas yang diproduksi di dalam negeri.

Untuk itu, Airlangga mengusulkan kepada OJK agar minimal dua bank besar, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI), menjadi tuan rumah bullion bank di Indonesia.

“Saya mengusulkan kepada OJK, minimal BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga Bank Sariah Indonesia, agar dapat menjadi tuan rumah sebagai bank emas batangan di Indonesia. Kita tahu bahwa emas merupakan bagian dari investasi safe haven di saat krisis,” imbuhnya.

YouTube player