RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Salah seorang staf yang dikenal dengan inisial M menjadi sorotan publik setelah diduga terlibat dalam sindikat pencetakan dan peredaran uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

Sebelum ia dapat memberikan penjelasan, M meninggal dunia secara tiba-tiba. Kematian tersebut menambahkan misteri yang membingungkan bagi banyak pihak.

Kabar meninggalnya M menyebar dengan cepat. Beredar informasi yang mengatakan bahwa M mengalami syok berat setelah mengetahui bahwa namanya terlibat dalam kegiatan kriminal ini.

Namun, pihak kepolisian menegaskan bahwa mereka tidak akan membuat spekulasi sebelum fakta-fakta penyelidikan diungkap.

Kapolres Gowa, AKBP Rheonald T Simanjuntak, menegaskan bahwa ada keterlibatan M dalam kasus ini.

“Benar ada dugaan keterlibatan dia,” ujar AKBP Rheonald, mengutip Herald Sulsel.

“Tapi, karena belum sempat diperiksa, kami belum bisa memastikan sejauh mana perannya,” jelasnya.

Permasalahan ini tidak hanya melibatkan M, tapi juga melibatkan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Andi Ibrahim, dan seorang staf lainnya, MN, yang telah ditetapkan sebagai tersangka sebelumnya.

Sindikat yang beroperasi secara rahasia telah menjerat 17 orang, termasuk pegawai negeri sipil dan karyawan bank.

Kaswad Sartono, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama UIN Alauddin, mengungkapkan bahwa pihak kampus menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.

“Saya tidak tahu persis soal dugaan keterlibatan M,” tegasnya.

Kematian M, yang terjadi hanya beberapa hari setelah namanya disebut terlibat, menambah dramatisme dalam kisah ini.

Rektor UIN Alauddin, dalam pernyataannya, menyatakan rasa malu atas insiden ini.

Saat institusi berusaha membersihkan namanya, bayang-bayang masalah ini masih menggelayuti, menunggu saat di mana semua fakta akan terungkap.

“Sebagai Rektor saya marah, saya malu, saya merasa tertampar. Setengah mati kami membangun kampus bersama pimpinan, dengan sekejap dihancurkan,” katanya.

YouTube player