Alhasil, melimpahnya pasokan listrik membuka peluang bagi kegiatan ekonomi lain, seperti sektor pertanian, perikanan, pertambangan, ataupun kegiatan olahraga berikutnya.

Belum lagi sampai dengan 2022 PLN masih akan terus membangun infrastruktur di Papua. Seperti Gardu Induk (GI) Timika sebesar 2×60 Mega Volt Ampere (MVA) akan mulai beroperasi sebelum penutupan tahun ini.

Pada 2022 akan masuk Pembangkit Listrik Sarmi 5 MW, Pembangkit Listrik Nabire 2×7 MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTMG Timika-GI Timika 60 kms, SUTT 150 kV GI Jayapura-GI Angkasa 20 kms, GI Angkasa 60 MVA, serta GI Sentani Baru 30 MVA.

“Di daerah lain seperti Manokwari, Sorong, Nabire, sampai Timika pun daya yang tersedia masih cukup besar. Jadi kalau di sana ada gelanggang olahraga, showroom, pusat bisnis, perikanan dan lain-lain, sana kan terbuka, bisa bangun tambak udang untuk ekspor, daya masih cukup,” tandasnya.

Secara keseluruhan saat ini, Huda mengungkapkan, daya mampu sistem kelistrikan Papua dan Papua Barat telah mencapai 468,83 MW yang dipasok dari sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar gas, air, diesel hingga surya.

Pada kesempatan yang sama, Huda juga mengapresiasi kesuksesan Papua sebagai tuan rumah PON. Usai penyelenggaran PON, PLN terus berkomitmen untuk menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat Papua.

“Selamat kepada masyarakat Papua yang sukses menjalankan PON XX Papua,” ucap Huda.