Petani Diselamatkan Setelah 11 Hari Hilang di Hutan Seko Lutra
RAKYAT.NEWS, LUWU UTARA – Setelah menghilang selama 11 hari, Salmon alias Sammo (42), seorang petani dari Dusun Parampungan, Desa Marante, Kecamatan Seko, akhirnya ditemukan dalam keadaan lemas tepat di pinggir Sungai Kupang, Minggu (12/1/2025).
Peran heroik dari dua anggota polisi, yaitu Aipda Rifa’i dan Aipda Alexander dari Polsek Rongkong, menjadi sorotan dalam proses penyelamatan yang penuh dramatis ini.
Meskipun medan yang sulit dan jalur licin, hal tersebut tidak mengurangi semangat kedua polisi tersebut. Dengan penuh dedikasi, mereka bergantian membawa Salmon sepanjang 12 kilometer melewati hutan yang lebat.
“Kami hanya ingin memastikan beliau bisa pulang dengan selamat,” kata Aipda Rifa’i, menggambarkan momen menegangkan saat melintasi jalur yang disebutnya sebagai ujian fisik dan mental.
Awalnya Salmon ditemukan oleh Yakin alias Papa Yandri (32), anggota tim pencari, dalam kondisi sangat lemah akibat kekurangan makanan selama beberapa hari. Saat ditemukan, Salmon hanya bisa duduk lesu, matanya kosong, dan badannya hampir kehilangan tenaga.
“Kami tahu, ini harus segera dievakuasi. Tidak ada waktu untuk berpikir panjang,” ujar Yakin.
Video evakuasi yang viral di media sosial menunjukkan perjuangan sejati Aipda Rifa’i dan Aipda Alexander ketika membawa Salmon melalui jalur licin yang penuh dengan tantangan. Dalam perjalanan selama hampir tujuh jam, mereka menghadapi hujan, lumpur, dan resiko kelelahan.
“Setiap langkah terasa seperti perjuangan hidup dan mati,” ungkap Aipda Alexander, mengenang detik-detik itu.
Kapolres Luwu Utara, AKBP Muh Husni Ramli, memberikan apresiasi atas dedikasi luar biasa dari seluruh tim pencarian.
“Ini adalah bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, terlebih di wilayah terpencil seperti Seko. Saya bangga dengan semangat anggota kami yang tidak mengenal lelah,” jelasnya.
Sesampainya di rumah pada pukul 19.30 WITA, Salmon segera mendapatkan perawatan medis dari Puskesmas Seko. Kondisinya mulai membaik perlahan, walaupun masih dalam pemantauan yang intensif.
Masyarakat setempat memberikan penghargaan atas peran heroik ini, mereka mengakui keberanian dan dedikasi dari para polisi dan tim pencari lainnya.
“Ini bukan sekadar tugas, ini panggilan jiwa,” tutup Aipda Rifa’i, dengan nada penuh haru. Kejadian ini menjadi bukti bahwa solidaritas dan keberanian mampu membawa harapan, bahkan di tengah situasi paling sulit sekalipun.
Tinggalkan Balasan