RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI, Yandri Susanto, menjadi sorotan publik usai melontarkan pernyataan yang kontroversial mengenai profesi wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Dalam sebuah video dengan durasi 41 detik yang tersebar di media sosial, Yandri menyebut bahwa wartawan “Bodrek” dan LSM hanya senang mencari kesalahan kepala desa.

“Yang paling banyak mengganggu kepala desa itu LSM dan Wartawan Bodrex, jadi mereka keliling hari ini minta sama kepala desa 1 juta, kalau 300 Desa 300 juta, kalah gaji kemendes itu,” kata Yandri dalam video yang beredar.

Pernyataan tersebut tentunya memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari wartawan, aktivis LSM, dan masyarakat sipil.

Apalagi, dalam ungkapannya tersebut, Yandri dinilai tidak meyematkan kata “oknum” di dalamnya.

KLARIFIKASI MENTERI YANDI

Terkait dengan penyataannya tersebut, Rakyat.News mencoba menghubungi Menteri Yandri untuk memberikan klarifikasi terkait dengan video viral di media sosail tersebut.

Yandri kemudian menegaskan, bahwa ungkapan wartawan “Bodrek” dan LSM yang sebelumnya ia sebut adalah merupakan untuk para oknum.

“Sebenarnya kalau itu gak dibumbuhin atau gak disalah artikan gak viral. Jadi yang saya maksud LSM yang mengganggu pastinya Oknum,” kata Yandri kepada Rakyat.News, Minggu (2/2/2025).

“Kalau saya bilang semua LSM, baru saya salah. Kan ada LSM yang bagus, termasuk wartawan bodrex yang gak bodrek ya gak masuk,” tambah Yandri.

Oleh karena itu, Yandri menekankan bahwa perlunya seorang wartawan untuk bekerja secara profesional dalam menjalankan profesi untuk memajukan dunia jurnalistik di Indonesia.

“Wartwan bodrek, wartawan-wartawan yang gak benar harus kita bersihkan. Karena mencoreng wartawan yang bagus,” tandas dia.