Peran Vital Kementerian Transmigrasi : Distribusi Penduduk Menuju Swasembada Pangan
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Ada tiga dasar pemikiran dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dijadikan sebagai kementerian tersendiri, tidak dengan digabung dengan kementerian yang lain.
Ungkapan demikian disampaikan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi ketika mengawali sebagai pembicara dalam zoom meeting yang bertema ‘Reindustrialisasi Pertanian: Membangun Ketahanan Pangan dan Digital Talenta Dari Desa’, Jakarta, (5/2/2025).
Tiga hal tersebut adalah, pertama, untuk memperkuat dan mempererat tali kebangsaan karena membuktikan program trasmigrasi telah menyatukan wilayah NKRI.“
Distribusi penduduk dari tempat yang padat ke wilayah yang longgar sebagai salah satu langkah untuk menjaga keamanan wilayah negara”, ujar Viva Yoga.
Kedua, upaya mengetaskan kemiskinan dan dalam rangka untuk menegakan keadilan sosial. Disebut dalam program transmigrasi pemerintah memberikan lahan seluas 2 hektar are kepada transmigran ditambah dengan bangunan rumah dan jaminan hidup selama satu tahun.
“Diharapkan tahun kedua, mereka dapat mandiri”, paparnya.
Ketiga, untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional.
“Ini merupakan program prioritas pemerintah saat ini”, tutur Wakil Ketua Umum PAN itu.
“Dari 1.567 desa definitif secara administratif telah diserahkan kepada pemerintah daerah meski demikian dalam fungsi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi transmigran, Kementrans masih tetap berperan”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan dalam perjalanan waktu dan melihat data statistik menunjukan kawasan transmigrasi telah menjadi lumbung pangan nasional terutama sentra produksi beras.
“Sangat tepat apabila Kementrans dihidupkan kembali sebagai satu kementerian tersendiri dalam rangka untuk menjawab tiga amanat presiden di atas”, paparnya.
“Saya bedoa ke depan agar Kementerian ini tidak digabung dengan kementerian lainnya”, tambahnya.
Viva Yoga menyebut pembangunan transmigrasi mempunyai paradigma baru.
“Paradigma ini meninggalkan paradigma lama”, ujarnya. Dijelaskan, dulu transmigrasi bersifat top down, sekarang bottom up.
![Rakyat News](https://rakyat.news/wp-content/uploads/2024/07/cropped-android-chrome-192x192-1-100x100.png)
Tinggalkan Balasan