BPOM Kawal Kualitas Produk Susu Nasional untuk Pemenuhan Gizi Anak Indonesia
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Kepala BPOM, Taruna Ikrar meninjau fasilitas produksi susu nasional, PT Kian Mulia Manunggal, di Cikarang Selatan sebagai bagian dari upaya pengawasan dan pendampingan industri pangan di Indonesia, Rabu (12/2/2025). Dalam kunjungan tersebut, BPOM memberikan apresiasi kepada Tempo Scan Group, khususnya PT Kian Mulia Manunggal dan PT Polari Limunusainti, atas komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam sambutannya, Taruna Ikrar menekankan pentingnya peran industri pangan olahan dalam mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing produk nasional.
“Industri pangan olahan memiliki peran strategis dalam mencapai ketahanan pangan nasional. Selain itu, sektor ini berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Taruna Ikrar juga menyoroti tantangan gizi yang masih dihadapi Indonesia, termasuk angka stunting yang mencapai 21,6%, kekurangan mikronutrien sebesar 40%, serta masalah overnutrisi yang dialami 20% populasi.
“BPOM mengajak industri pangan olahan untuk berperan aktif dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan status gizi masyarakat,” tambahnya.
Untuk memastikan keamanan dan kualitas produk pangan, BPOM melakukan pengawasan terhadap penerapan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB) serta alur distribusi industri pangan, yang menjadi salah satu tujuan dari kunjungan jajaran BPOM pada hari ini.
Pada kesempatan ini, BPOM mengapresiasi PT Kian Mulia Manunggal atas kontribusinya dalam upaya pemenuhan kebutuhan susu nasional, termasuk susu formula bayi, susu formula lanjutan, dan susu untuk ibu hamil, yang memenuhi standar keamanan, kualitas, dan kesehatan. Upaya ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk susu impor serta mendukung ketersediaan produk dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
BPOM juga mengingatkan bahwa produk susu termasuk dalam kategori pangan olahan untuk keperluan gizi khusus yang memiliki risiko tinggi sehingga penerapan standar keamanan pangan yang ketat menjadi keharusan. “Tidak ada ketahanan pangan tanpa keamanan pangan. Penyakit akibat makanan masih menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama,” tegas Taruna Ikrar.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan