Di samping itu, pemda juga didorong untuk menjaga ketertiban umum demi kelancaran arus mudik, antara lain dengan berbagai langkah mitigasi risiko kejadian bencana seperti bencana hidrometeorologi, vulkanologi, dan kebakaran yang dapat mengganggu kelancaran arus mudik Lebaran.

Di bidang pelayanan umum, Tito menyebut beberapa hal penting, antara lain, peningkatan efektivitas layanan informasi melalui layanan call center di daerah untuk memberikan informasi seputar lalu lintas, cuaca, dan kejadian darurat. Kemudian, optimalisasi koordinasi dengan rumah sakit, puskesmas, dan instansi kesehatan.

Selanjutnya, pembentukan pos satgas di daerah berisiko kecelakaan untuk meningkatkan pengawasan dan respons cepat terhadap kejadian di jalan. Pemda didorong untuk bermitra dengan Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, Polri, dan TNI agar dapat melakukan rekayasa lalu lintas jika diperlukan, sehingga dapat mencegah kemacetan dan memperlancar arus kendaraan.

Terakhir, Tito mengingatkan pemda untuk melaporkan perkembangan kesiapsiagaan menjelang arus mudik Lebaran 2025 melalui Ditjen Bina Bangda Kemendagri.

“Melaporkan pelaksanaan kesiapsiagaan pemda dalam mendukung arus mudik Lebaran tahun 2025 (1446 Hijriah) secara berjenjang kepada Mendagri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah,” kata Tito.