RAKYAT NEWS, JAKARTA – China mengumumkan bahwa mereka akan menaikkan tarif tambahan hingga 15 persen untuk sejumlah barang AS dan juga membatasi ekspor ke 15 perusahaan AS, dan akan mulai berlaku pada senin pekan depan, (10/03/2025).

Langkah tersebut diambil sebagai respons atas pemberlakuan tarif tambahan oleh AS terhadap barang-barang China, seperti dilansir dari CNBC pada Selasa (4/3/2025).

Tarif tambahan yang diterapkan oleh China terutama berlaku untuk barang-barang pertanian AS, seperti jagung dan kedelai, yang akan dikenai bea baru sebesar 15 persen dan 10 persen berturut-turut, menurut keterangan resmi dari kementerian.

Beberapa perusahaan yang terdampak oleh pembatasan ekspor tersebut termasuk Leidos dan General Dynamics Land Systems.

“Hubungan China dan AS pasti akan mengalami perselisihan, tetapi China tidak akan menerima tekanan atau ancaman,” kata Lou Qinjian, juru bicara untuk sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional ke-14.

Kongres tersebut akan segera digelar mulai hari Rabu (5/3/2025). Pada saat yang bersamaan, Gedung Putih telah mengonfirmasi pemberlakuan bea masuk tambahan sebesar 10 persen untuk barang-barang dari China hari ini, sehingga total tarif yang dikenakan dalam waktu satu bulan mencapai 20 persen.

Dalam pernyataan sebelumnya, Kementerian Perdagangan China menegaskan penolakannya terhadap bea masuk tambahan AS terhadap barang-barang China dan berniat untuk mengambil tindakan balasan.

Bea masuk tambahan ini dianggap dapat merusak hubungan perdagangan antara AS-China, sehingga China mendesak AS untuk mencabut kebijakan tersebut.

Beijing sebelumnya telah mengingatkan tentang kemungkinan tindakan balasan, namun rincian resminya baru diumumkan pada Selasa pagi.

“Perang dagang membawa risiko pembalasan dan eskalasi, dan khususnya dalam kasus China, dan dalam kasus Kanada dan Meksiko, yang juga akan menghadapi tarif hari ini. Kami berharap akan ada tanggapan,” ujar Frederique Carrier, kepala strategi investasi di RBC Wealth Management.

YouTube player