MAKASSAR – Mahasiswa Pascasarjana Universitas Fajar (Unifa) Makassar dapat melaksanakan Ujian Proposal dan Hasil di lokasi penelitian apabila materinya terdapat pada objek penelitian.

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pascasarjana Unifa, Dr. Ismail Marzuki, saat mengumpulkan seluruh dosen internal dalam menyambut perkuliahan perdana tahun akademik 2021/2022 yang dijadwalkan pada 12 November 2021 dapat berjalan optimal sesuai program pembelajaran yang disiapkan, Jumat (22/10/2021).

Baca Juga : IKAB-KIP Unhas Gelar Pembukaan INSIGHT 2021

“Seminar proposal dan hasil dimungkinkan dilaksanakan di lokasi penelitian apabila materi penelitian ada pada obyek penelitian seperti yang pernah dilakukan oleh prodi MIKOM laksanakan ujian proposal dan hasil di kantor studio siaran,” kata Dr. Ismail Marzuki dihadapan para dosen.

Ada 3 program studi di Fakultas Pascasarjana Unifa yakni, Magister Komunikasi (MIKOM), Magister Manajemen (MM) dan Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan (MRIL).

Pertemuan dosen internal ini juga sekaligus dirangkaikan diskusi penyusunan proposal riset dan pengabdian masyarakat versi panduan edisi XIV 2021 Adopsi MBKM (merdeka belajar kampus merdeka).

Dekan FPS menyampaikan agar maksimalkan perkuliahan daring dan luring. Seminar proposal dapat dilakukan di akhir semester 3, untuk itu mahasiswa yang bersyarat khususnya mata kuliah metodologi penelitian mengangkat tema sesuai peminatan dan prodi dapat menentukan pembimbing.

“Seminar proposal dan hasil dimungkinkan dilaksanakan di lokasi penelitian apabila materi penelitian ada pada obyek penelitian seperti yang pernah dilakukan oleh prodi MIKOM laksanakan ujian proposal dan hasil di kantor studio siaran,” kata Dr. Ismail Marzuki dihadapan para dosen.

Dekan menambahkan untuk publikasi dosen, FPS sudah menetapkan dalam surat keputusan bahwa pembimbing wajib memandu mahasiswanya untuk publish di jurnal Sinta.

“Aturannya kita mengharapkan mahasiswa sebagai penulis pertama, dan pembimbing sebagai koresponden author dan nilainya sama dengan penulis pertama,” ungkap Dr Ismail Marzuki.

Perubahan lain adalah bagaimana mahasiswa tidak lagi kuliah 8 semester untuk selesai, tetapi satu faktor yang didapat adalah mahasiswa tidak memahami bahwa ada masa studi pada Permendikti 44 yang mengatur tentang masa studi mahasiswa magister sampai delapan semester.

“Olehnya itu, poin 2 ada himbauan pembimbing untuk memandu buat jurnal,” kata Dekan.

Sementara blanded system dapat di artikan bagaimana memulai dan menentukan pembelajaran melalui daring maupun luring.

Enam sampai tujuh kali tatap muka ditambah jamnya. Komposisi mahasiswa yang masuk
Semester ini ada potensi adanya kelas kerjasama dan masih ada kendala dan tarik ulur mengenai sistem kelas jauh/kerjasama.

Contoh persepsi mereka, lanjut Dekan bila dibandingkan dengan program Pascasarjana PTS lain menganggap bahwa uang kuliah kita masih mahal di SPP/BPP tetapi setelah diakumulasikan ternyata kita masih lebih murah karena setiap ujian proposal, hasil dan tutup kita sudah tidak menarik lagi pembayaran sementara Pascasarjana lain masih menarik pembayaran untuk kegiatan tersebut.

“Sehingga kita berkesimpulan dengan kondisi pemahaman ini harus ada sosialisasi kepada calon mahasiswa,” jelasnya.

Selain Dekan, hadir pula pada pertemuan dosen ini, Wakil Dekan, Abdul Jalil, Kaprodi MIKOM, Dr. Muh Asdar, Kaprodi MRIL, Dr Sry Gusti dan Kaprodi MM, Dr. Sri Adrianti Muin serta para dosen internal ketiga prodi.

Sebelumnya, FPS menggelar penyambutan mahasiswa baru yang dilakukan melalui online. Pada penyambutan maba juga digelar kuliah umum yang dibawakan oleh Prof. Arifin Angriawan, Ph.D, dosen Purdue University Northwest USA, yang langsung dari Amerika Serikat dengan tema ‘Education Digital Literacy & 5.0 Society”.