Mozaik Jurnalistik dalam Bingkai Tradisi
Kekhasan dari halaman halaman buku ini yang mengutip petuah petuah bijak leluhur dalam bahasa aslinya dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi daya tarik tersendiri, karena ini juga adalah bentuk pengawetan akan budaya dan tradisi dimana kita akui bahwa bahasa daerah dari waktu ke waktu tergerus dengan tidak adanya generasi penerus yang memakai bahasa tersebut dalam komunikasi keluarga. Namun syukurlah masih ada paguyuban KKSS yang menjadi wadah untuk aksi aksi komunikasi personal dalam mempertahankan kekhasan budaya dan tradisi terutama dari segi bahasa local.
Buku Misteri jalan Setapak dan Menanjak menjadi judul yang pas karena personifikasi dua makna subjek yaitu sang penulis sendiri dan sang objek profil profil yang dituliskan. Karena secara galibnya sampai saat ini tak ada definisi waktu yang pas bagi setiap orang, kecuali bahwa waktu ada lahan bagi personal personal untuk bergiat, ‘berkelahi’ dan bertangga dengan nasib dan takdir untuk lebih baik dari waktu ke waktu dalam segala hal yang menjadi nawa nawa atau niat kita semua. Waktu akan menjadi sangat mendasar untuk menanamkan eksistensialitas seseorang, dan Fiam Mustamin telah melakukan itu lewat tulisan yang terkumpul dalam buku ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan