Dalam pertemuan itu, ia mempelajari bagaimana negara-negara tersebut mengelola dana zakat dan wakaf, meskipun dengan jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia.

“Yordan, zakat itu 20 Miliar Dinar per tahun. Tapi Wakaf uangnya, per tahun itu 600 miliar. Padahal negara kecil 10 juta orang kan penduduknya Yordan,” ujar Nasaruddin.

Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan literasi dan pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) secara berimbang. Ia meminta Baznas agar ke depan tak hanya berfokus pada zakat saja.

“Teman-teman Baznas mungkin ke depan (perlu dipikirkan), bagaimana caranya supaya dari ZIS tidak hanya Z-nya saja yang dominan, tapi juga infaq dan sedekah,” jelasnya.

Menutup sambutannya, Menag menyampaikan bahwa dengan sistem pengelolaan dana umat yang terorganisir melalui LPDU, upaya pemberdayaan masyarakat miskin di Indonesia bisa lebih efektif.

“Tidak boleh lagi ada orang miskin. Karena orang miskin mutlak sekitar 2 juta orang ya kan. Nah membutuhkan dana sekitar 24 triliun. Nah separuhnya Baznas saja itu sudah bisa menghilangkan kemiskinan mutlak di Indonesia,” pungkasnya.

YouTube player