Menteri PU : 1.000 Burung Hantu Bantu Pengendalian Hama dan IPHA
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan bantuan berupa 1.000 ekor burung hantu kepada petani membantu pengendalian hama dan penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA).
“Solusi alami berupa penggunaan burung hantu sebagai predator tikus terbukti efektif menekan populasi hama. Langkah ini juga lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia,” jelasnya, dikutip dari Republika.co.id, Ahad (20/4/2025).
“Kami mengucapkan terima kasih pada Presiden atas dukungan nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendukung peningkatan produksi pertanian nasional melalui pemberian burung hantu ini,” katanya.
Sebelumnya, para petani di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, telah menerapkan metode pengendalian hama ini dengan memasang rumah burung hantu di sekitar persawahan mereka. Keberhasilan metode tersebut mendorong petani di Kabupaten Majalengka untuk mengikuti jejak mereka.
Pada Senin (7/4/2025), Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pemberian bantuan 1.000 ekor burung hantu untuk membantu para petani di Majalengka dalam mengatasi serangan hama tikus. Bantuan tersebut diambil dari dana pribadi Prabowo.
Menteri Dody berharap bantuan burung hantu ini dapat menjaga stabilitas hasil panen di area yang menggunakan teknologi IPHA serta mempercepat pencapaian target swasembada pangan nasional secara berkelanjutan.
Sebagai bagian dari sosialisasi dan penguatan implementasi IPHA, Kementerian PU akan mengadakan panen demplot dan pameran hasil panen teknologi IPHA di Daerah Irigasi (DI) Rentang pada Selasa (22/4/2025).
IPHA adalah teknologi inovatif dalam budidaya padi yang mengatur pengairan sawah dengan cara berselang (intermittent irrigation).
Teknologi ini dapat menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibandingkan dengan metode konvensional.
Namun, penerapan IPHA menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah meningkatnya ancaman hama tikus. Dengan kondisi sawah yang lebih dangkal dalam sistem IPHA, tikus lebih mudah mencapai batang padi, yang berisiko merusak hasil panen.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan