Lebih lanjut, Bupati Paris mengajak semua yang hadir untuk merefleksikan sejarah serta menekankan pentingnya pendidikan dalam menggali kekayaan intelektual dan warisan budaya daerah Jeneponto.

Ia juga mengapresiasi penulis buku Aldi Saputra dan Bachtiar Adnan Kusuma, serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini, terutama Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan yang berarti ini.

“Semoga acara ini, yang bertepatan dengan rangkaian Hari Jadi Jeneponto Ke 162, memberikan makna yang lebih dalam bagi peluncuran dan bedah buku yang dilaksanakan hari ini,” imbuh Bupati Jeneponto.

Kepala Dispusip Jeneponto Nur Alim saat menyampaikan laporan peluncuran Buku Jeneponto Abad 20

Kepala Dispusip Jeneponto Nur Alim dalam laporannya menyampaikan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan telah melakukan transformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Kini, perpustakaan bukan hanya sekadar tempat mencari data dan membaca, tetapi telah bertransformasi menjadi pusat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Jeneponto.

“Sebagai bagian dari transformasi ini, kami telah menyiapkan berbagai fasilitas, seperti ruang diskusi, pojok baca digital, serta kegiatan interaktif lainnya yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam meningkatkan ilmu pengetahuan,” terang Nur Alim.

Nur Alim menambahkan bahwa hari ini adalah momen yang sangat bermanfaat dan spesial karena di hari ulang tahun Jeneponto ke 162 hadir satu buku penting bertajuk “Jeneponto Abad 20” dan kemarin kita juga membedah buku “Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea,” karya Bachtiar Adnan Kusuma, yang keduanya adalah putra asli Butta Turatea, tandasnya.

Sementara Aldi Saputra yang merupakan penulis “Jeneponto Abad 20” menyampaikan bahwa buku “Jeneponto Abad 20” tidak hanya merefleksikan atau membicarakan masa lalu Kabupaten Jeneponto dari awal abad ke-20 hingga awal 2000-an.