Bupati dan Wabup Hadiri Peluncuran dan Bedah Buku “Jeneponto Abad 20” di Dispusip
Buku ini hadir sebagai cermin yang membawa kita untuk mendalami ruang-ruang yang jarang didiskusikan ketika kita membicarakan sejarah Jeneponto secara eksplisit, kata Aldi Saputra.

Dikatakannya, dengan penekanan pada aspek-aspek yang sering terabaikan, “Jeneponto Abad 20” mengajak kita untuk merenungkan bagaimana komponen-komponen yang membentuk masa lalu akhirnya berdampak pada keadaan kita hari ini dan bagaimana kita bisa merencanakan masa depan Kabupaten Jeneponto.
“Sejarah tidak hanya menceritakan mengenai awal terbentuknya daerah ini, tetapi juga mengisahkan perjalanan yang terjadi setelahnya,” ungkap Aldi Saputra.
Lebih lanjut, Aldi mengatakan bahwa selama ini, ketika membicarakan sejarah, kita sering hanya melihat ke belakang hingga abad ke-17, ke-18, dan ke-19. Namun, mengapa kita tidak menghadirkan hak semua elemen masyarakat untuk menyampaikan cerita masa lalu mereka? Setiap individu memiliki hak untuk berbagi cerita, dan ini adalah prinsip kesetaraan yang perlu dijunjung tinggi. Cita-cita membangun Kabupaten Jeneponto yang lebih baik adalah dengan memberikan ruang bagi setiap suara untuk didengar.
“Dari buku ini, saya berharap dapat memberikan harapan yang besar untuk Kabupaten Jeneponto dalam pembangunan dan kemajuan,” jelasnya.
Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah agar upaya-upaya kemajuan tidak melupakan individu dan komunitas yang mungkin tersisih atau terabaikan. “Jeneponto Abad 20” hadir untuk merefleksikan semua komponen yang membentuk peristiwa dan momen penting dalam sejarah daerah.
Sebagai gambaran awal, buku ini menyajikan cerita tentang kehidupan masyarakat Jeneponto di masa lalu, mulai dari ibu-ibu yang mandi dan mencuci di sungai, anak-anak yang bermain, hingga proses pendidikan yang berjalan di tengah mereka. Ini adalah kerangka dasar yang penting untuk merumuskan arah pembangunan daerah Kabupaten Jeneponto ke depan. (*)

Tinggalkan Balasan