RAKYAT.NEWS, SLEMAN – Kekalahan PSM Makassar dari PSS Sleman pada pekan ke-31 Liga 1 2024/2025 diwarnai kontroversi yang memicu kritik tajam dari kapten tim, Yuran Fernandes.

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (3/5/2025), Skuad Juku Eja harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 1-3.

Yuran Fernandes menyoroti keputusan wasit yang dianggap merugikan timnya, terutama terkait dianulirnya gol yang ia cetak pada menit ke-13. Gol tersebut awalnya disahkan, namun kemudian dibatalkan setelah tinjauan Video Assistant Referee (VAR) yang menilai adanya pelanggaran sebelumnya.

“Saya kira semua tahu dan melihat apa yang terjadi. Wasit, dia datang ke sini dan melakukan pekerjaan untuk membantu (PSS) Sleman,” ujar Yuran dalam konferensi pers pasca-pertandingan.

Kekecewaan Yuran tidak berhenti di lapangan. Melalui akun Instagram pribadinya, ia mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kualitas wasit dan menyebut bahwa sepak bola Indonesia hanya cocok untuk mencari uang, bukan untuk bermain serius.

“Sepakbola di Indonesia hanya candaan, makanya level sepakbola dan korupsinya sama kuat,” tulis Yuran dalam unggahan Instastory-nya.

“Jika anda hanya ingin gaji tinggi, kalian bisa bermain di sepakbola Indonesia. Kalau ingin bermain sepakbola dengan serius dan profesional, jauhi sepakbola Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, juga menyuarakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit dalam laga tersebut. Ia menilai bahwa keputusan-keputusan wasit tidak mencerminkan standar kompetisi profesional dan merusak semangat fair play.

“Babak kedua tidak mudah bagi kita, tak ada istirahat dalam beberapa hari terakhir, emosi memuncak dan beberapa pemain ingin meninggalkan lapangan,” kata Tavares.

Kekalahan ini membuat PSM Makassar terancam tersingkir dari peringkat kesembilan klasemen sementara Liga 1, sementara Arema FC belum memainkan laga ke-31 mereka. Kontroversi yang terjadi dalam pertandingan ini menambah daftar panjang kritik terhadap kualitas wasit dan sistem VAR di kompetisi sepak bola Indonesia. (*)