Trump Cabut Sanksi AS Terhadap Suriah : Saatnya Mereka Bersinar
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat keputusan besar di bawah kepemimpinannya, Washington akan mencabut seluruh sanksi terhadap Suriah.
Keputusan tersebut disampaikan Trump dalam pidatonya di Forum Investasi Saudi-AS yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (13/5/2025) sebagai bagian dari kunjungannya yang berlangsung selama empat hari di Timur Tengah.
“Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan,” kata Trump seperti dikutip CNBC International pada Rabu (14/5/2025).
Trump menyatakan bahwa Suriah, yang telah melalui banyak penderitaan dan kematian, kini memiliki pemerintahan baru yang diharapkan mampu menstabilkan negara dan menjaga perdamaian.
“Itulah yang ingin kita lihat,” imbuhnya.
“Di Suriah, mereka telah mengalami banyak tragedi, perang, pembunuhan selama bertahun-tahun. Itulah sebabnya pemerintahan saya telah mengambil langkah pertama untuk memulihkan hubungan normal antara Amerika Serikat dan Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade,” tambah Trump.
Di sisi lain, Trump menyebut sanksi terhadap Suriah sebagai “brutal dan melumpuhkan,” dengan menyatakan bahwa sanksi tersebut kini sudah tidak lagi memiliki fungsi yang berarti.
“Sekarang, saatnya mereka bersinar,” katanya tentang negara tersebut.
“Kami akan mencabut semuanya.”
“Jadi saya katakan, Semoga beruntung Suriah. Tunjukkan kepada kami sesuatu yang sangat istimewa, seperti yang telah mereka lakukan, terus terang saja, di Arab Saudi,” tambah Trump.
Suriah telah dicap sebagai negara sponsor terorisme oleh pemerintah AS sejak 1979. AS kemudian memberlakukan sanksi tambahan terhadap Suriah pada tahun 2004 dan lagi pada tahun 2011 setelah pemerintah Presiden Bashar Assad melakukan tindakan keras terhadap pemberontakan anti-pemerintah.
Selama sekitar 14 tahun sejak saat itu, negara tersebut telah hancur akibat perang saudara, kekerasan sektarian, dan serangan teroris yang brutal, termasuk pengambilalihan sebagian wilayah oleh ISIS pada tahun 2014, serta kampanye pengeboman yang dipimpin Barat untuk mengatasi kelompok ekstremis tersebut.
Penggulingan rezim Assad pada Desember 2024 melalui serangan mendadak oleh kelompok milisi anti-Assad mengejutkan dunia dan memberikan prospek baru bagi negara yang hancur tersebut.
Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, seorang mantan anggota al-Qaeda yang kini menggambarkan dirinya sebagai orang yang telah berubah, memimpin pemerintahan transisi negara tersebut.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan